Kisah ini bercerita tentang petualangan odie dan ransel biru yang ia temukan di gudang tas, sejak saat itu kehidupan odie penuh dengan petualangan dan pengetahuan. Namun, disisi lain tepatnya di negeri layn tinggallah raja negeri layn, yang mengutus mathaelhang untuk mengambil kembali ransel biru tersebut. Mathaelhang tidak berani mendekati odie karna takut dimarahi oleh raja negeri layn karena telah memakai mesin waktu tidak pada tempatnya. Akhirnya ia mengutus anak buahnya bernama cullun untuk turun kebumi melacak keberadaan ransel biru menggunakan mesin waktu, tak lupa matjaelhang memberikan alat berupa gantungan perak sebagai alat pelacak.
Saat Odie pergi ke museum, cullun mengikutinya dengan berpura-pura menjadi patung untuk mengambil ransel biru dari Odie namun gagal. Odie tidak menyadari keberadaan cullun yang sedang mengintainya , Odie dan Iwan pergi ke bawah tanah yang penuh dengan lemari besi, audio yang menjelaskan tantang sejarah berdirinya museum dan patung. Saat itu iwan ingin ke kamar mandi namun menyuruh Odie untuk masuk duluan, tanpa disadari cullun beraksi untuk menyulik odie. Cullun mengira Iwan adalah Odie, cullun menculik Iwan dan bersembunyi di dalam salah satu lemari besi. Iwan memasukin lemari besi itu dengan menggunakan senter, disatu sisi Iwan digendong oleh cullun menyusuri lorong didalam lemari besi. Cullun merasa kelelahan, akhirnya hanya membawa ransel biru Iwan dan membiarkan Iwan disana. Tak lama Odie datang dan mengajak Iwan keluar dengan menyusuri lemari besi. Di ujung lorong sampai pada tempat penyimpanan benda berharga, disana mereka melihat cullun sedang memasuki mesin waktu. Saat sampai di negeri layn mathaelhang langsung melihat ransel biru yang di bawa cullun, mathaelhang marah karena cullun salah mengambil ransel dan cullun menghilangkan gantungan perak alat yang digunakan untuk mendeteksi ransel biru, Setalah itu mathaelhang menyuruh cullun untuk kembali mengintai Odie besok di sekolah.
Suatu hari saat pulang sekolah Odie dan Iwan pergi kekantin untuk bercerita tentang apa yang dirahasian Odie selama ini, belum sempat bercerita mereka bertemu dengan cullun yang menyebabkan mereka saling berebut ransel biru namun cullun berhasil di gagalkan oleh Iwan. Odie dan Iwan kabur namun cullun berusaha mengejar mereka, Odie mengeluarkan pedang laser dari dalam ransel birunya yang bisa membuat lantai menjadi berlubang penuh dengan lumpur. Saat sedang mengejar cullun tak sadar bila di depannya ada lubang dan akhirnya ia masuk kedalamnya. Iwan segera memanggil satpam dan kepala sekolah melaporkan cullun ke kantor polisi dalam upaya penculikan sebanyak dua kali. Sementara di ngeri layn mataelhang marah saat memantau cullun dari monitor dan melihat cullun di bawa oleh polisi.
Buku ini ditulis oleh Nazifah Imaduddin yang didalamnya memiliki beberapa karakter yang ada pada cerita yakni odie dan Gaek Uduy berperan sebagai protagonis, ibu, iwan, ibu presiden, Ibu Yuni, mathaelhang, cullun sebagai pemeran antagonis. Buku ini termasuk jenis sastra novel anak , cerita fantasi. Dalam buku ini terdapat nilai edukasi berupa, rasa ingin tahu, bersahabat, peduli sosial, bertanggung jawab. Dalam segi nilai estetis, buku ini memiliki mwmiliki gambar sampul yang menarik serta mampu menggambarkan tema dari isi yang ada dala buku, gambar ilustrasiya yang hitam putih, namun tetap terlihat bagus dan pas sekali dalam menggambarkan edegan yang ada pada cerita sehingga menarik untuk dilihat. Memiliki warna yang tajam, dan indah sehingga membantu pembaca untuk memahami konsep serta kesan yang ingin ditunjukkan kepada pembaca. Pesan moral yang dapat diambil dari cerita dalam buku ini ialah Mengajarkan pentingnya keberanian dalam memegang amanah. Dalam cerita ini, Odie, yang awalnya takut menggunakan ransel ajaibnya karena diincar oleh MathaElhang dari Negeri Layn, termotivasi oleh kakeknya, Gaek Uduy, untuk menjaga ransel tersebut. Gaek Uduy menjelaskan bahwa MathaElhang mencuri ransel itu dari anak Raja Negeri Layn, sehingga Odie merasa bertanggung jawab untuk melindungi dan mengembalikan ransel kepada pemilik yang sah. Kisah ini menekankan nilai keberanian dalam menjaga dan mempertahankan amanah meskipun menghadapi tantangan dan bahaya.
*) Penulis: Yeni, Mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI