Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, maka seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk memperbaiki situasi yang terjadi di dalam kelasnya.
Peran dan tanggung jawab guru saat proses pembelajaran adalah mengidentifikasi masalah yang ada di kelas, menganalisis penyebab masalah, dan menentukan solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut. Solusi yang digunakan antara lain menentukan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa, menggunakan multi metode, serta memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran.
Saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SDN 10 Singkawang biasanya terdapat hambatan antara lain :a). Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran; b). Siswa belum terbiasa berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya dalam kelompok; c).Siswa belum percaya diri dalam melakukan presentasi di hadapan teman-temannya; d).Guru kurang tepat memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa; 5).Guru belum memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran.
Hambatan-hambatan yang ditemui saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu diatasi agar menjadi peluang sehingga kegiatan pembelajaran yang terlaksana secara kondusif. Langkah-langkah dalam menghadapi hambatan di dalam kelas menggunakan strategi mengidentifikasi masalah, kemudian menentukan solusi. Proses dalam penyelesaian masalah tersebut yaitu :
- Untuk meningkatkan keaktifan siswa, saya menggunakan multi metode dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pendekatan Saintifik, LKPD berbasis masalah, bahan ajar, serta media pembelajaran berupa power point / canva yang disisipi video pembelajaran. Saya juga memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dengan memberikan reward kepada kelompok diskusi terbaik yang dinilai dari keaktifan, kerjasama, hasil kerja, dan penampilan.
- Membuat kelompok belajar yang terdiri dari siswa yang heterogen secara karakter maupun kemampuan kognitifnya agar siswa berinteraksi dengan temannya, misalnya memberikan jawaban, tanggapan maupun saran sehingga kegiatan diskusi dapat berjalan efektif.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang percaya diri untuk menjawab atau memberikan pendapatnya ,membimbing dan memotivasinya.
- Mencari literatur yang tepat dan menonton tutorial membuat media pembelajaran berbasis TIK melalui You Tube. Kemudian saya mencoba membuat bahan ajar, media pembelajaran dan meminta pendapat kepada rekan sejawat untuk mengkritisi bahan ajar dan media pembelejaran yang dibuat. Selain itu, saya juga bertanya kepada rekan sejawat jika ada hal-hal yang kurang saya pahami.
Setelah melakukan strategi dalam menghadapi hambatan-hambatan di dalam kelas dengan langkah-langkah yang telah disusun, hasil yang diperoleh dimana Penerapan multi metode berdampak pada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran.
Hal ini terlihat dari meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kemudian, penggunaan media pembelajaran berupa power point/canva yang disisipi video pembelajaran berdampak pada meningkatnya motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya rasa percaya diri siswa yang ingin menjawab pertanyaan, pendapat dan saat mempresentasikan hasil kerjanya dari guru dan antuasis siswa mengikuti pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran ini antara lain: motivasi dan kemampuan guru untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dalam kelas, dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat, serta ketepatan dalam melaksanakan rencana yang telah disusun. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan terdapat beberapa hal yang dapat menjadi catatan dan kesimpulan sebagai bahan refleksi diri untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan, diantaranya terampil mengidentifikasi permasalahan di dalam kelas, menentukan solusi atas permasalahan tersebut, dan mengimplementasikannya dengan membuat perangkat pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas.
Selain itu juga, praktik baik ini dapat menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran dan membuat bahan ajar serta media pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran. Praktik baik ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi rekan sejawat.
Referensi :
- Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
- Haryanti, Y. D., & Febriyanto, B. (2017). Model problem based learning membangun kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2). https://www.unma.ac.id/jurnal/index.php/CP/article/view/596/559
- Suari, N. P. (2018). Penerapan model pembelajaran problem based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(3), 241-247.https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/16138/9597
- Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
- Yasmini, I. G. K. (2021). Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar IPA. Journal of Education Action Research, 5(2), 159-164. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/index
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H