Lihat ke Halaman Asli

Muchlis

Mahasiswa/ pelajar

Membaca adalah Budaya Orang Cerdas

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian masih ingat waktu kalian masuk sekolah Dasar, hal apa yang pertama guru ajarkan kepada anda? Tentu kalian ingat, bahwa tahap pertama yang guru ajarkan kepada muridnya adalah belajar membaca. Tentunya membaca itu kegiatan yang sangat penting, bahwa seorang murid tidak akan mampu mengetahui pengetahuan-pengetahuan lainnya tanpa dengan membaca. Jika merenungi kejadian ini, tentu akan menyadarkan kita bahwa membaca itu adalah hal yang paling utama jika ingin mengetahui berbagai hal. Bagaimana mungkin kita akan mengenal ilmu fisika, biologi, sosiologi,ilmu agama dan ilmu lainnya tanpa melalui petunjuk dari kegiatan membaca. Pelajaran yang sangat berharga, bahwadunia itu sangat luas, pengetahuan itu tidaklah terbatas. Maka salah satu jalan untuk menggapai dunia yang begitu luas maka dengan membaca, salah satu jalan untuk membuka cakrawala pengetahuan yang tanpa batas juga harus dengan membaca.

Jika dibandingkan dengan bangsa lain, minat membaca masyarakat di Negeri ini masih sangat minim. Sebagian masyarakat menganggap bahwa membaca hanya paksaan bagi mereka, sehingga tidak nampak kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Dalam ujian-ujian komparatif Nasional, Inggris mengalami keunggulan. Hal ini dikarenakan perhatian mereka terhadap para guru untuk meningkatkan kemampuan membaca murid-muridnya, sehingga membaca menjadi sebuah kesenangan yang memberikan kenyamanan.

Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan. Membaca juga bisa saya pandang sebagai jalan untuk memperoleh petunjuk, dimana jika seseorang hendak memperoleh informasi mengenai sesuatu maka cara yang tepat yaitu dengan membaca.   Membaca juga akan mendatangkan bahagia,  bagaimana bisa membaca itu akan mengahdirkan bahagia, apakah ketika membaca itu malaikat akan datang memberikan kabar gembira? Kurang lebih seperti itu, sebab ketika kita membaca sebuah tulisan maka pemikiran kita akan terbuka seluas-luasnya untuk menemukan hal baru. Bukankah ketika manusia memperoleh sesuatu yang baru senantiasa akan membuatnya tersenyum, ketika membaca sebuah buku maka pintu dunia akan terbuka dan menawarkan berbagai santapan pengetahuan baru untuk kita ketahui.

Banyak hal yang akan kita peroleh ketika membaca, selain memperoleh banyak pengetahuan membaca juga akan mencegah resiko kepikunan. Kenapa demikian, karena pikun itu adalah keadaan dimana daya ingat dan konsentrasi menurun. Dan dengan membaca, konsentrasi seseorang akan lebih meningkat dan ingatannya akan semakin kuat. Sel-sel saraf otak juga akan terangsang, sehingga akan sangat mungkin mencegah seseorang dari kepikunan. Nah, bagaimana kemudian membaca itu akan meningkatkan daya ingat dan konsentrasi seseorang? Untuk melatih konsentrasi kita, maka biasakan diri anda membaca artikel atau buku selama 30 menit bahkan lebih dalam sehari. Maka anda akan melihat bagaimana anda akan sedikit demi sedikit lebih fokus dalam setiap pekerjaan anda. Silahkan mencoba!

Bukan hanya dari manfaat diatas, membaca juga ternyata telah mengangkat peradaban berbagai bangsa. Terlihat dari sejarah-sejarah, awal dari peradaban sebuah bangsa karena membaca. Dari Yunani, peradaban Barat mulai muncul. Mulai dari seorang filsuf barat bernama Thales, pengetahuannya tentang alam semesta berawal dari “membaca” alam itu sendiri. Hingga Thales menemukan bahwa alam semesta berawal dari air, begitupun ilmuan-ilmuan Yunani lainnya yang kita anggap lahirnya ilmu pengetahuan. Kemudian beberapa bangsa menyusul kemudian seperti Romawi dan Negara-Negara di Timur Tengah seperti Mesir, Persia, Bizantium dan lainnya.

Banyak bukti yang mengungkapkan bahwa membaca akan memberikan berbagai macam pengetahuan, sehingga ilmuan terdahulu bahkan mampu menguasai berbagai macam pengetahuan karena ketekunannya membaca. Seperti seorang filsuf islam yang tidak hanya diakui oleh dunia islam namun juga dunia barat mengakuinya, dia yang dikenal bapak kedokteran yaitu Ibn Sina. Ibn Sina adalah ilmuan dari Persia, dia selain ahli matematika, filsafat, Ibn Sina juga ahli dalam bidang kedokteran. Sejak kecil, ingatannya juga sangat kuat. Tentunya semua itu ia peroleh karena tekun membaca, bahkan masa kecilnya ia habiskan di perpustakaan hanya untuk membaca buku. namun Ibn Sina membaca bukan hanya sekedar untuk menuntun tulisan-tulisan saja, melainkan ia harus memahami jauh lebih dalam buku yang ia baca. dikatakan  bahwa empat puluh kali dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata-katanya tertulis dalam ingatannya. Tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari ia menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh al-Farabi yang dibelinya di suatu bookstore seharga tiga dirham.

Mereka para intelek menginginkan adanya intelek-intelek baru, yakni dengan jalan membaca. Bagaimana kita tahu bahwa syaratnya harus dengan membaca, bagaimana kita mengetahui bahwa kesuksesan yang mereka peroleh karena membaca? Mereka menawarkan khazanah-khazanah pengetahuan lewat tulisan-tulisan mereka, kalau bukan maksud menawarkan pengetahuannya dengan membaca, kenapa harus menulis berbagai tulisan. Dengan banyaknya karya tulis yang mereka wariskan pada para calon intelek masa kini, dapat terpahami maksud mereka untuk menyarankan kita memperbanyak membaca buku

Jika dipandang dari sudut pandang keagamaan—agama islam—ternyata warisan yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad adalah kitab bacaan, yang mana akan bermakna dan bernilai setelah ia dibaca hingga kemudian terpahami. Doktrin membaca ini mampu membangun peradaban Islam di masa lampau, sehingga Islam pernah mengalami kejayaan. Membaca tidak hanya sebagai sebuah media untuk memperoleh informasi, melainkan akan menjadi sebuah jalan untuk memiliki dunia. Membaca itu bagaikan melihat pelangi, ada berbagai warna yang akan kita lihat ketika memandangnya. Begitupun ketika membaca, ada berbagai pengetahuan yang akan kita dapatkan ketika membaca sebuah tulisan baik artikel atau sebuah buku. Melihat dari uraian diatas, ternyata membaca adalah budaya orang cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline