Lihat ke Halaman Asli

Muchammad Roghib A

Ilmu Komunikasi

Sempitnya Pemaknaan Ibadah Puasa

Diperbarui: 25 Januari 2022   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: https://www.liputan6.com/ramadan

Alhamdulillahi robbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan segala nikmatnya kepada kita, mulai dari nikmat iman, islam, dan ihsan sehingga kita semua (umat islam) bisa menjalankan ibadah puasa ramadhan yang sudah masuk pada pertengahan bulan. Tak terasa Ramadhan berjalan dengan begitu cepat, tiba-tiba sudah mau habis saja. Walaupun begitu, masih ada di antara kita yang krisis akan pemahaman terkait arti ibadah puasa. Oleh karena itu saya akan membahas tentang "arti ibadah puasa".

al-baqarah: 183 (Dok. pribadi)

Ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumusshiyamu kama kutiba 'alalladzina min qoblikum la'allakum tattakun.

"hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa. Sebagaimana diwajibkan pula atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu sekalian menjadi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al- Baqarah: 183)

Kita perhatikan lafadz "kama kutiba 'alalladzina min qoblikum" (sebagaimana diwajibkan pula atas orang-orang sebelum kamu) berarti redaksi ayat ini menunjukkan, bahwa puasa itu sudah menjadi tradisi para nabi, jauh sebelum umat islam diwajibkan untuk melaksanakannya. Nabi Adam berpuasa, Nabi Nuh berpuasa, Nabi Ibrahim berpuasa, Nabi Ismail berpuasa, hampir semua nabi menjalakan puasa. Artinya apa? Puasa ini merupakan ibadah yang paling tua.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline