Lihat ke Halaman Asli

Hilangnya Permainan Tradisional

Diperbarui: 9 September 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Permainan adalah suatu kegiatan / aktifitas rekreasi dengan tujuan bersenang senang, olahraga, mengisi waktu luang, dll yang bisa di lakukan sendiri atau dengan berkelompok. Permainan ada 2 jenisnya, Permainan modern dan Permainan tradisional. Permainan modern adalah permainan yang menggunakan alat yang sudah modern, seperti Plays Station, PSP, Nintendo, Game Online, dll. Sedangkan untuk permainan tradisional adalah permainan yang menggunakan alat alat yang tradisional seperti egrangan, setinan( kelereng ) , petak umpat, loncat tali, jintot, dll. Di era yang serba modern ini, banyak sekali permainan tradisional yang di tinggalkan. Mengapa hal ini bisa terjadi ?.

Ada banyak hal untuk menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Sebagai contoh salah seorang pemain Playstasion bernama Thoriq berkata “ saya sering bermain PS karena menurut saya itu sebagai hiburan semata tanpa mengeluarkan banyak energi, saya kan sering bermain Sepak Bola di PS jadi saya bisa mengatur strategi seperti layaknya pelatih sepak bola dalam sebuah tim secara digital tanpa harus memiliki team seperti dunia nyata”. Dan beberapa anak kecil yang di warnet mengatakan “ game online sama tradisional sama sama mengasyikan tapi lebih mengasyikan game online karena game online tidak mengeluarkan banyak energi tapi mampu merefresing kan pikiran”. Dari 2 pernyataan tersebut dapat kita ketahui mengapa anak anak suka permainan modern daripada permainan tradisional. Permainan modern lebih dapat merefresingkan pikiran, tidak membuang banyak energi , bisa di lakukan di mana dan kapan saja, dan dapat bertemu dengan banyak pemain modern lain yang mereka tak kenal.

Namun bukan berarti semua anak anak bermain permainan modern, ada beberapa anak yang masih aktif bermain permainan tradisional. Menurut Yogi pemain game tradisional berkata “ aku lebih asyik main petak umpet, dan sepak bola karena lebih asyik bermain bersama teman teman sebaya, aku tidak suka permainan yang di warnet karena orang tua saya melarang dan menurut saya itu pemborosan”. Ada juga remaja bernama Nur Kalim yang sangat menyukain permainan tradisional dari pada modern, dia berkata “ saya lebih suka anak anak bermain Tradisional Game ketimbang pada ke warnet atau ke rental PS hanya untuk bermain permainan yang membuat mereka kecanduan dan hanya menghabiskan uang serta waktu mereka dengan sia sia, kan banyak sekali permainan tradisional yang lebih mengasah kekompakan, kecerdikan, dll. Itu kan permainan nenek moyang kita yang harus di lestarikan dari generasi ke generasi. Lagi pula banyak sekali permainan tradisional yang 100.000% lebih asyik dari pada Cuma menatap layar dan bermain sendirian”.

Dari beberapa pernyataan ini, dapat kita ketahui mengapa permainan modern lebih di sukai ketimbang permainan tradisional. Para pemain modern lebih menyukai permainan modern karena mereka rasa mereka mampu mengekspresikan diri mereka dan mampu mebuat merefresingkan pikiran mereka dari kepenatan di dunia, selain itu para pemain modern tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat di lakukan dimana dan kapan saja, dan sebagai sarana untuk belajar sesuatu yang belum pernah mereka lakukan. Hal ini lah yang menyebab kan mengapa permainan modern lebih di sukai di kalangan anak anak jaman sekarang ketimbang permainan tradisional. Padahal permainan tradisional tidak kalah menyenangkan dari permainan modern, hanya saja mungkin hanya belum ter sosialisasikan dengan baik dan benar. Kalau saja permainan tradisional dapat ter sosialisasikan dengan benar, mungkin para pemain permainan modern akan lebih memilih permainan tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline