Lihat ke Halaman Asli

"Bala" dan Pesan Menjadi Diri Sendiri di Tengah Dunia yang "Berisik"

Diperbarui: 18 Februari 2020   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster film Bala: Istimewa

Seorang selebgram mendadak mengajukan cerai kepada suaminya, lantaran mengetahui lelaki pujaannya itu memiliki rambut yang botak. Dengan penuh amarah, ia mengatakan kalimat menohok kepada suaminya.

"Aku terkenal karena aku cantik, aku mendapatkan banyak pengikut di sosial media karena aku cantik, dari 500 komentar, 499 mengatakan aku cantik dan sekarang ternyata aku memiliki suami yang botak. Karena aku terkenal dan cantik aku ingin memiliki suami yang tampan," ujar wanita itu.

Sang suami juga salah, karena selama ini ia menutupi kekurangannya dan tidak berani jujur akan kebotakannya pada sang istri.

Ia tidak bisa menghadapi kenyataan bahwa di usia muda, sudah mengalami kebotakan. Mengurangi daya tariknya kepada perempuan.

Kisah yang saya sitir di atas merupakan penggalan adegan dari film India berjudul Bala yang rilis pada akhir tahun 2019 lalu. Penting film ini saya ulas lantaran "body shaming" hingga krisis kepercayaan diri akan kondisi tubuh yang dimiliki makin tak terbendung akhir-akhir ini.

Pengaruh media sosial, terkadang menyebabkan beberapa orang harus terjebak pada kondisi sosial tertentu. Ingin tampil cantik, tampan, putih, dan seakan tanpa kekurangan dalam tubuh, lalu diumbar ke media sosial kini semacam menjadi kebutuhan.

Tidak salah jika kini banyak orang ingin tampil cantik atau tampan dengan berbagai caranya. Penyebabnya, adalah cara pandang beberapa orang yang lebih memberi nilai lebih pada kondisi fisik, bukan kemurnian hati.

Tapi, memaksakan diri untuk berada dalam kondisi tersebut dengan menegasikan beberapa hal, termasuk menyangkal keadaan tubuhnya, sembari menyalahkan nasib dan gen dari orangtua, justru bukanlah hal yang bijak. Hidup dalam "kepalsuan" sosial sungguh bukanlah hal yang nyaman untuk dilakukan.

Termasuk, mencela orang karena kondisi fisiknya yang kurang, juga seakan hal normal yang dilakukan. Entah itu dilakukan melalui bubuhan komentar di media sosial, atau dalam sebuah percakapan bernada "ghibah". Yang jelas, perilaku tersebut tidak bisa dibenarkan dan merupakan salah satu penyakit sosial.

Film "Bala" yang dibintangi aktor muda berbakat Ayushman Kurana, Yami Gautam dan Bhumi Padnekar ini memetakan secara tuntas masalah sosial seperti penulis singgung diatas.

Film ini berkisah tentang seorang bernama Bala (Ayushman Kurana) yang pada masa sekolahnya kerap melakukan perundungan terhadap temannya bernama Latika (Bhumi Padnekar) karena memiliki kulit yang gelap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline