Sah-sah saja jika para anak muda negeri ini berbondong-bondong melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan tujuan mendapat pekerjaan tetap, sekaligus menghapus status pengangguran yang sudah lama disandangnya. Saya secara pribadi tidak ada masalah dengan hal tersebut.
Namun, menjadi PNS bukanlah pekerjaan yang sekadar gajian, datang ke kantor, bekerja, lalu pulang. Kenapa frasa "gajian" saya taruh depan? Karena berbeda dengan pegawai lainnya, sejauh sepengetahuan saya PNS digaji terlebih dahulu sebelum bekerja.
Pekerjaan menjadi PNS bukan pula pekerjaan robotik yang ditarget untuk menyelesaikan beberapa program pemerintah semata. Melainkan, pekerjaan mulia ini harus didasari dengan sikap idealis. Semangat pelayanan kepada masyarakat.
Jika akhir-akhir ini ramai diperbincangkan soal seragam PNS dikatikan dengan cadar, maka saya sejatinya tidak tertarik sepenuhnya membahas masalah itu. Saya malah lebih tertarik dengan warna seragam PNS.
Terdapat beberapa aturan mengenai seragam yang wajib dipakai oleh PNS. Selain estetika, seragam juga memiliki makna di dalamnya.
Pada hari Senin dan Selasa biasanya PNS memakai seragam warna "khaki" atau warna seperti coklat tanah. Hari Rabu PNS memakai seragam putih- hitam seperti yang kerap digunakan Presiden RI Joko Widodo. Hari Kamis motif batik dan hari Jumat biasanya mengakomodasi kearifan lokal dan budaya.
Warna seragam PNS, khususnya pakaian dinas saya kira tidak diputuskan begitu saja, tanpa adanya nilai filosofis di dalamnya. Seperti warna "khaki" atau warna semacam coklat menyerupai warna tanah.
Berdasarkan beberapa artikel, nama warna ini, awalnya muncul dari Sir Henry Lawrence yakni Perwira Inggris yang bertugas di India pada tahun 1840-an.
Saat bertugas di India Sir Henry Lawrence kerap menggunakan seragam yang agak tipis karena cuaca panas yang cukup esktrem. Lalu, seragam itu ia lapisi dengan kotoran, khaki. Dalam bahasa urdu, khaki sendiri berarti tanah. (CNN Indonesia)
Lantas apa kaitan antara warna seragam tanah dengan PNS?
Begini, warna tanah mengingatkan kepada para PNS agar mereka tetap berperilaku rendah hati dan menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat. PNS yang kesehariannya bekerja di kantor, bisa saja menjadi seseorang yang hidup di menara gading dan lupa akan tanah.