Lihat ke Halaman Asli

Memahami Behaviorisme: Fondasi Psikologi dalam Pengkondisian Operan

Diperbarui: 1 Oktober 2023   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Dictio Community

Setelah sebelumnya penulis memaparkan Pengkondisian Klasik yang dicetuskan oleh Ivan Pavlov. Teori Behavioristik selanjutnya adalah Pengkondisian Operan. Sebelum itu, Penulis akan memberikan gambaran terhadap Pengkondisian Operan.

Pada awal tahun 1900-an, psikolog perilaku bernama BF Skinner, yang juga dikenal sebagai bapak pengkondisian operan, membangun konsep penguat dan penghukum untuk menciptakan teori pengkondisian operan (Reinforcement Theory ). Skinner percaya bahwa pengkondisian Pavlov terlalu sederhana untuk menjelaskan perilaku manusia yang kompleks secara menyeluruh. Dia percaya cara terbaik untuk memahami perilaku operan adalah dengan mengamati penyebab dan konsekuensinya (Staddon & Cerutti, 2003). Berbeda dengan pengkondisian klasik, yang melibatkan perilaku refleksif yang tidak disadari, perilaku operan adalah perilaku yang berada di bawah kendali sadar. Tujuan utama dari pengkondisian operan adalah untuk mendorong perilaku yang diinginkan melalui penghargaan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan melalui hukuman. Menerapkan penguatan dan hukuman menciptakan proses pembelajaran operan yang disengaja dan disadari.

Dalam paradigma pengkondisian operan Skinner, perilaku yang dapat diamati dapat dimanipulasi jika diikuti dengan penguatan atau hukuman. Untuk mempelajari pengkondisian operan, BF Skinner membuat sebuah ruangan yang disebut Kotak Skinner dan memasukkan hewan kecil ke dalamnya. Dalam percobaan pengkondisian operan, setiap kali hewan menekan tuas atau batang, ia menerima makanan atau air sebagai penguat (Duncan et al., 1970). Dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena lapar, tikus pun berusaha keluar  mencari makan. Hanya perlu gerakkan tikus maju mundur untuk keluar dari kotaknya, jika tidak sengaja  menekan tombol maka makanan akan keluar. Berdasarkan berbagai eksperimennya dengan tikus dan  merpati, Skinner berpendapat bahwa faktor terpenting dalam pembelajaran adalah penguatan.. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan (Malcolm & Sunarji, 1988). Melalui eksperimennya, Skinner membedakan dua jenis konsekuensi yang dapat mempengaruhi pembelajaran baru: penguatan vs hukuman.

Penguatan (Reinforcement)

Pengkondisian Operant menunjukkan dengan jelas bahwa tingkah laku yang diberi penguatan (reinforcement) akan cenderung diulang. Konsep penguatan yang digunakan dalam pengkondisian operant ini menduduki peranan yang paling penting (kunci) dalam teori Skinner (Gredler, 2011). Dalam teorinya, Skinner mengatakan bahwa komponen belajar terdiri dari stimulus, penguatan (reinforcement) dan respon. Penguat didefinisikan sebagai suatu konsekuensi yang memperkuat, berarti meningkatkan ferkuensi perilaku (Dahar, 2011). Reinforcement dapat dipahami sebagai suatu yang berarti reward, tapi dalam psikologi istilah ini memiliki makna khusus. Reinforcement adalah konsekuensi yang memperkuat perilaku yang mengikutinya (Woolfolk, 2019). Sehingga perilaku yang diikuti oleh reinforcement atau reward akan diperkuat dan cenderung diulangi lagi pada masa yang akan datang (Baharuddin, 2015). Jadi dapat dipahami bahwa penguatan adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung.

Terdapat dua jenis penguatan -- penguatan positif dan penguatan negatif. Dalam psikologi, positif mengacu pada penambahan stimulus dan negatif menghilangkan stimulus (Santrock, 2008). Penguatan positif  menambahkan konsekuensi yang bermanfaat sebagai penguat positif terhadap perilaku, sehingga memperkuat atau meningkatkan kemungkinan munculnya kembali perilaku yang diinginkan. Contoh penguatan positif, antara lain :

Orang tua memberi anak mereka uang saku ekstra (penguat) untuk mencuci piring (perilaku yang diinginkan).

Seorang manajer menawarkan bonus (penguat) kepada pekerjanya karena menyelesaikan proyek tepat waktu (perilaku yang diinginkan).

Seorang guru memberi siswa bintang emas (penguat) karena mengangkat tangan sebelum berbicara (perilaku yang baik).

Anda menerima tepuk tangan dari penonton (penguat) setelah bermain piano (perilaku yang diinginkan) dalam sebuah resital. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline