Lihat ke Halaman Asli

Besar Otot daripada Otak (BODO)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia tindakan kekerasan atau yang lebih ngetrend disebut premanisme memang sering terjadi. Mulai dari anak muda, remaja, hingga dewasa. Tindakan premanisme yang dilakukan biasanya dengan alasan bermacam-macam, mulai dari percintaan, perebutan lahan, hingga membela kelompoknya yang belum tentu benar.

Perlakuan premanisme bisa dihilangkan jika para pelaku premanisme/kekerasan menggunakan otak. Karena jika para pelaku jelas berpikir, di dalam undang-undang sudah tertera bahwa tindakan tersebut melawan hukum dan dapat dipidanakan.

Nah, tapi bagaimana jika tindakan premanisme ini dilakukan oleh mahasiswa yang sudah jelas mereka adalah kaum intelek? Inilah yang terjadi di kampus APP (Akademi Pimpinan Perusahaan). Selasa 22/10/13 terjadi pengeroyokan dan pemukulan yang dilakukan oleh beberapa oknum dari organisasi pencinta alam DHARMAPHALA terhadap tiga orang pers mahasiswa (LPM KONTAK).

Kejadian itu bermula dari Karikatur yang diterbitkan KONTAK, tertanggal (22/10) berjudul "Adu Kuat Berebut Uang Mahasiswa". Selebaran ini dianggap memprovokasi mahasiswa oleh organisasi tersebut.

Beberapa orang di organisasi DHARMAPHALA meminta penjelasan dari Pers Mahasiswa tersebut di sekretariat pencipta alam itu. Ketua umum LPM KONTAK pun menyetujui permintaan tersebut dengan syarat terdapat presiden mahasiswa, UKM CPSM (Club Pencinta Sepak Bola), dan perundingannya dilakukan di ruang LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa, di kampus lain disebut BEM). Sayangnya ketika perwakilan LPM KONTAK datang, mereka langsung dibawa ke depan sekretariat DHARMAPHALA dan hanya dihadiri UKM CPSM tidak dihadiri oleh Presma.

Karena merasa terdesak oleh kepungan banyak orang, perwakilan LPM KONTAK pun melakukan perundingan di TKP. Perwakilan LPM KONTAK menjelaskan akan memberikan hak jawab jika UKM tersebut merasa tersunggung dalam karikatur tersebut. Namun, hal ini malah direspon secara negatif oleh mereka. Perundingan yang didatangi oleh PU, Pimred, dan pembuat karikatur pun berakhir ricuh.

Akhirnya salah satu oknum Pecinta alam pun memukul Pimred KONTAK dan beberapa Oknum lain mengkeroyok PU KONTAK. Setelah itu keadaan deadlock hingga pukul 23.00 WIB.

Memang perilaku kekerasan dalam dunia pendidikan kita ibarat bola salju yang akan terus menggelinding dan akan semakin besar jika tidak bisa dihentikan, akibatnya lembaga pendidikan kitapun akan melahirkan dan mereproduksi anak-anak didik yang terbiasa dengan kekerasan bukan memakai otak.

Para senor organisasi tersebut seharusnya bisa menghilangkan kekerasan yang telah membudaya di organisasinya. Karena bukan kali pertamanya tindakan premanisme dilakukan oleh oknum di organisasi tersebut. Kita hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan jasmani maupun rohani. Bukan untuk bertindak kekerasan atau bertindak premanisme.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline