Pemilu selalu menjadi ajang pesta demokrasi yang besar, melibatkan partisipasi jutaan orang dari berbagai latar belakang. Namun, di balik semarak pemilu, seringkali ada dampak besar pada lingkungan---dari bahan kampanye yang menghasilkan sampah hingga konsumsi energi yang tinggi dalam proses pemilihan. Di sinilah konsep Green Election atau Pemilu Ramah Lingkungan hadir sebagai solusi yang mengedepankan keberlanjutan.
Apa Itu Green Election?
Green Election atau Pemilu Ramah Lingkungan adalah konsep pemilu yang menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas utama. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ramah lingkungan, mulai dari kampanye hingga proses pemungutan suara,
Green Election berupaya mengurangi jejak karbon dan limbah yang biasanya dihasilkan oleh pemilu. Mungkin ini terdengar sederhana, tetapi dampaknya bisa besar dan berarti.
Prinsip Utama dalam Green Election
Untuk mewujudkan pemilu yang lebih hijau, ada beberapa prinsip utama yang bisa diterapkan, baik oleh calon pemimpin maupun masyarakat luas:
Kampanye Berkelanjutan
Partai dan kandidat diharapkan menggunakan bahan kampanye yang ramah lingkungan. Poster, banner, atau spanduk, misalnya, bisa dibuat dari bahan daur ulang atau yang mudah terurai. Seperti di India, Komisi Pemilihan telah menghimbau partai untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai sejak tahun 1999. Praktik ini tentu bisa menjadi contoh yang baik bagi Indonesia untuk mengurangi sampah plastik selama masa kampanye.
Digitalisasi dalam Kampanye
Dengan kemajuan teknologi, kampanye kini dapat dilakukan lebih efisien dan ramah lingkungan melalui media digital. Penggunaan media sosial, website, atau aplikasi online untuk kampanye bisa mengurangi penggunaan kertas dan energi. Negara seperti Estonia bahkan telah mengembangkan sistem pemilihan digital yang tidak hanya mempermudah pemilih tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari pemilihan secara signifikan.
Kolaborasi dengan Komunitas