Lihat ke Halaman Asli

Muchamad Iqbal Arief

Independent Content Writer

Mengapa Gaya Permainan Pep Guardiola Menginspirasi Klub-Klub Lain di Eropa?

Diperbarui: 21 Agustus 2024   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pep Guardiola oleh BBC Sports

Pep Guardiola bukan sekadar pelatih biasa. Sejak ia mulai meraih sukses besar bersama Barcelona lebih dari satu dekade yang lalu, Pep telah mendefinisikan ulang cara tim-tim besar di Eropa bermain sepak bola. Filosofinya tentang penguasaan bola, penekanan pada taktik presisi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat membuatnya menjadi salah satu pelatih paling berpengaruh di dunia. Namun, pengaruh Pep tidak hanya dirasakan oleh tim yang dia latih, tetapi juga oleh banyak klub di Eropa yang berusaha meniru atau mengadaptasi gaya permainannya.

Mengapa begitu banyak klub, baik besar maupun kecil, terinspirasi oleh gaya permainan Pep Guardiola? Mari kita kupas taktik-taktik yang membuat Pep menjadi sosok visioner di dunia sepak bola, serta bagaimana pengaruhnya meluas ke seluruh Eropa.

Filosofi Dasar Pep: Penguasaan Bola dan Ruang

Inti dari filosofi permainan Pep adalah penguasaan bola. Di bawah asuhannya, tim-tim seperti Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City sering kali mendominasi penguasaan bola dengan persentase yang sangat tinggi dalam setiap pertandingan. Pep percaya bahwa dengan mendominasi bola, kamu mengontrol tempo permainan dan mengurangi kesempatan lawan untuk menciptakan peluang.

Namun, penguasaan bola ini bukan hanya tentang jumlah umpan yang berhasil dikirimkan dari satu pemain ke pemain lainnya. Ini tentang menciptakan ruang dan menggunakan ruang itu secara efektif. Konsep "positional play" atau permainan posisional adalah salah satu inovasi taktik terbesar dari Pep. Pemain tidak hanya bertugas untuk mempertahankan bola, tetapi juga untuk berada di posisi yang tepat sehingga mereka selalu punya opsi untuk menyerang atau mempertahankan diri.

Tim-tim lain, baik di Liga Inggris maupun liga-liga top lainnya seperti La Liga dan Serie A, kini mulai menyadari pentingnya kontrol terhadap ruang ini. Arsenal di bawah Mikel Arteta, misalnya, jelas terinspirasi oleh Guardiola. Arteta, yang pernah menjadi asisten Pep di Manchester City, telah membawa filosofi permainan posisional ini ke Emirates Stadium. Arsenal kini lebih sabar dalam membangun serangan, dengan fokus pada penguasaan bola dan pergerakan cerdas dari pemainnya.

High Pressing: Menyerang dari Depan

Satu lagi taktik kunci yang membedakan Guardiola dari banyak pelatih lain adalah intensitas pressing yang tinggi. Ketika timnya kehilangan bola, mereka segera berusaha merebutnya kembali, sering kali di area pertahanan lawan. Konsep ini dikenal sebagai "gegenpressing" (atau counter-pressing), yang pada dasarnya berarti kamu menekan lawan segera setelah kehilangan bola untuk mencegah mereka membangun serangan balik yang berbahaya.

Gaya pressing agresif ini diadopsi oleh banyak tim besar di Eropa, termasuk Liverpool di bawah Jurgen Klopp. Meski Klopp dan Guardiola memiliki filosofi taktik yang berbeda dalam beberapa aspek, intensitas pressing yang tinggi adalah elemen kunci dalam strategi keduanya. Klopp sendiri mengakui bahwa tim-tim seperti Manchester City telah memaksa Liverpool untuk terus meningkatkan level permainan mereka, terutama dalam hal pressing dan dominasi bola.

Peran Fleksibilitas dan Adaptasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline