Lihat ke Halaman Asli

Muchamad Iqbal Arief

Independent Content Writer

Es Krim Tradisional di Tengah Gempuran Es Krim Kekinian

Diperbarui: 5 Agustus 2024   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto eskrim oleh wirestock

Siapa di antara kita yang tidak pernah merasakan manisnya es krim tradisional di masa kecil? Bagi banyak dari kita yang tumbuh di Indonesia, es puter dengan rasa kelapa yang legit atau es doger dengan tape ketan yang segar mungkin membawa kembali kenangan akan hari-hari yang sederhana namun penuh kebahagiaan. Tapi, mari kita jujur: di tengah maraknya es krim kekinian yang bertebaran di media sosial, apakah es krim tradisional ini masih punya tempat di hati kita?

Es Krim Kekinian: Tantangan Baru untuk Rasa Lama

Seiring waktu, dunia kuliner Indonesia berubah dengan cepat. Di setiap sudut kota, kita sekarang bisa menemukan es krim yang lebih mirip karya seni daripada makanan penutup. Gelato dengan tekstur lembut, es krim nitrogen yang berasap, hingga es krim dengan topping unik seperti boba dan mochi -- semua ini berhasil menarik perhatian kita, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang selalu mencari hal-hal baru.

Tapi bagaimana dengan es krim tradisional? Apakah ia masih relevan di zaman sekarang? Ini adalah pertanyaan yang patut kita renungkan, terutama jika kita melihat bahwa generasi muda lebih tertarik pada hal-hal yang mereka anggap "instagrammable" dan unik.

Apakah Rasa dan Kenangan Masih Cukup?

Kita semua tahu bahwa es krim tradisional tidak hanya soal rasa. Ada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap gigitan. Es puter yang kita beli dari pedagang keliling atau es goyang yang kita beli di depan sekolah, semuanya membawa cerita dan kenangan yang mungkin sulit dipahami oleh generasi yang lebih muda. Tapi, mari kita akui, rasa nostalgia saja mungkin tidak cukup untuk membuat es krim tradisional bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Di era di mana segala sesuatu bisa diakses dengan mudah, apakah kita masih punya waktu untuk menghargai rasa autentik yang sederhana? Atau, apakah kita lebih tergoda oleh inovasi baru yang lebih menarik perhatian?

Inovasi atau Kehilangan Identitas?

Beberapa produsen es krim tradisional mulai mencoba beradaptasi dengan menambahkan sentuhan modern pada produk mereka. Kita mulai melihat es krim tradisional dengan varian rasa baru atau dengan kemasan yang lebih menarik. Tapi, tidak sedikit dari kita yang merasa bahwa langkah ini justru membuat es krim tradisional kehilangan jati dirinya. Ada perasaan bahwa sesuatu yang dulu kita kenal dan cintai berubah menjadi sesuatu yang berbeda.

Namun, di sisi lain, jika tidak ada inovasi, es krim tradisional berisiko menjadi sesuatu yang dilupakan. Ini adalah dilema yang harus dihadapi oleh para pelaku industri dan juga kita sebagai konsumen. Haruskah kita mempertahankan es krim tradisional apa adanya, ataukah kita membiarkannya berevolusi agar tetap relevan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline