PENDAHULUAN/APERSEPSI
Fenomena generasi milenial adalah pembahasan yang unik dan banyak dibicarakan. Di tengah transformasi digital, kehidupan generasi milenial tidak bisa terlepas dengan kehidupan teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Namun, generasi milenial diidentikkan sebagai generasi yang acuh terhadap persoalan politik, diantaranya menjadi warga negara yang tidak ikut berpatisipasi dalam menggunakan hak pilihnya di dalam Pemilihan Umum (Pemilu).
Beberapa waktu yang lalu, kita dihebohkan dengan persoalan internal salah satu partai nasional yang berupa dualisme kepemimpinan (kudeta). Persoalan internal tersebut bahkan menjadi sorotan nasional dan internasional. Pertarungan yang sengit di antara petinggi semakin membuat jenuh generasi milenial untuk berpatisipasi di dalam politik. Contoh konkret bagaimana politik membuat jenuh adalah pertarungan panas Pemilu 2019 yang lalu sehingga membuat polarisasi yang begitu nyata di dalam masyarakat. Demokrasi di Indonesia bahkan semakin diuji dengan peristiwa kerusuhan akibat Pemilu yang menimbulkan korban. Fenomena tersebut tentunya membuat generasi milenial semakin tidak peduli dengan persoalan politik dan memilih "menjauh" dari kehidupan politik (menolak bergabung menjadi anggota parpol, memilih golput dalam pemilu, atau tidak memiliki peran andil di dalam pemerintahan).
MILENIAL DAN PELUANG
"Bagi anak muda, politik seperti sesuatu yang jauh di luar planet bumi. Padahal, generasi milenial memiliki karakter yang lebih berani, ngomong apa adanya, berani menilai. Dulu zaman saya tidak berani menilai yang senior." Ayu Utami (Penulis)
Jumlah generasi milenial dan Gen Z di Indonesia menurut hasil Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) oleh Badan Pusat Statistik adalah 53,81 persen atau separuh lebih dari jumlah penduduk di Indonesia. Adapun jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik adalah 270,20 juta jiwa (Sensus Penduduk 2020). Artinya, sekitar 145 juta jiwa merupakan penduduk dengan usia muda (generasi milenial dan Gen Z). Penggolongan "generasi milenial" dengan "Gen Z" dilakukan berdasarkan rentang umur. Penduduk generasi milenial adalah penduduk yang berusia 24-39 tahun, sedangkan penduduk generasi Z adalah penduduk yang berusia 8-23 tahun.
Untuk generasi milenial sendiri berjumlah sekitar 70 juta jiwa atau sekitar 25,87 persen. Angka tersebut tentunya merupakan angka yang besar sebagai lumbung suara ketika Pemilihan Umum. Selain memiliki populasi yang besar, generasi milenial juga merupakan penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa sehingga suara dari generasi milenial sangatlah diperlukan.
PEMBAHASAN: DIGITALISASI & KESADARAN BERPOLITIK PADA KALANGAN MILENIAL
Penggunaan media digital dan generasi milenial adalah dua hal yang tentunya tidak dapat dipisahkan di era digitalisasi ini. Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang paling banyak mengakses internet dalam keseharian mereka. Akan tetapi penelitian di negara-negara besar seperti Amerika dan Inggris, generasi milenial kurang tertarik berpartisipasi dalam organisasi relawan, dan juga kurang terlibat secara sosial dan politik (Little, 2009). Bagaimana dengan generasi yang sama di Indonesia?
Menurut penelitian, mayoritas generasi milenial di Indonesia menganggap topik politik merupakan topik yang "biasa saja". Sementara sisanya, generasi milenial yang mengikuti penelitian menyatakan bahwa topik politik merupakan topik yang menarik.
Bagaimana dengan saya sendiri selaku penulis?