Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Peluncuran Buku Indra Sjafri

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13909661931334517665

[caption id="attachment_319017" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]

Sebuah warta menyejukkan dunia literasi. Indra Sjafri, head coach Timnas U-19, bakal meluncurkan buku biografinya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), 2 Februari 2014. Peluncuran itu dimungkinkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Itu wujud apresiasi atas kiprah Sjafri bagi kesuksesan U-19.

Buku biografi itu bertajuk Indra Sjafri: Menolak Menyerah. Menurut Sjafri, “titik poin-nya adalah dalam kreativitas saya membangun tim. Dari mulai menjadi pemain sampai meraih prestasi.” (JP, 27/1). Lanjutnya, ada official story terkait terbentuknya timnas U-19 dengan semangat yang membantu.

Sjafri ingin banyak orang yang nantinya membaca buku itu sebagai motivasi untuk membangun Indonesia. Dengan kata lain, buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pembaca untuk membangun bangsa. Bayangkan, seorang coach ternyata berpikir bangsa lewat ilmu bolanya.

***

Jika yang meluncurkan buku seorang penulis, jurnalis, atau akademisi; itu wajar adanya. Mereka sudah seharusnya bergelut di bidang itu. Namun, jika si peluncur buku itu head-coach, itu barulah istimewa. Sjafri telah merintis jalan bagi pelatih dan atlet untuk meniti dunia literasi.

Setidaknya, telah berkembang kesadaran, bahwa apa yang kita pikirkan, rasakan, alami, dan bayangkan akan hilang tak berbekas—kecuali diabadikan lewat tulisan. Selain itu, dengan menulis, orang bisa berbagi dengan orang lain, tanpa harus memberitahu mereka secara lisan satu-persatu.

Secara persis saya belum tahu apakah isi buku biografi tersebut. Saya hanya meraba-raba alias berspekulasi dari judulnya Indra Sjafri: Menolak Menyerah. Judul yang sangat kuat. Subjeknya, Indra Sjafri, memiliki predikat yang “menolak menyerah”. Ini berkisar tentang bagaimana suka-duka Indra Sjafri dkk. dalam membangun timnas U-19.

Harapan agar Sjafri menulis berbagai gagasan, pengalaman, dan harapan untuk timnas U-19, sejatinya juga pernah mengemuka dalam sebuah diskusi ilmiah. Pada 30 November 2013 silam Indra Sjafri, didampingi Guntur Cahyo Utomo (mental coach timnas U-19), tampil sebagai pembicara pada Kuliah Tjokroaminoto untuk Kebangsaan dan Demokrasi, FISIP Unair, Surabaya.

Saat itu Indra Sjafri (dan Guntur) tampil dengan makalahnya “Melakukan yang ‘Biasa’ di Negara yang ‘Tidak Biasa!’”. Meski menyiapkan makalah, kedua pembicara lebih suka berbagi langsung—khas orang lapangan. Mereka membeberkan bagaimana mereka blusukan ke 45 kota untuk mencari bibit pemain andal, lalu mendidik mereka, menggembleng mereka, menjadi timnas U-19, sebuah tim yang amat membanggakan.

Mereka beberkan banyak kendala saat membangun timnas U-19. Kendala bukan hanya dari kakan-kiri yang bersifat interpersonal, melainkan juga dari kelembagaan. Pernah, selama 20 bulan tim Sjafri ini tidak mendapat gaji dari PSSI; sementara mereka juga punya keluarga untuk dihidupi. Betapa beratnya perjuangan mereka. Saya bisa membaca raut-muka mereka saat ditanya peserta diskusi tentang hal itu.

Blusukan, komitmen, kerja keras, dan bersujud untuk bersyukur. Itulah yang saya tangkap dari kiat-kiat Sjafri dkk. dalam membangun timnas U-19. Dalam tulisannya disebut: “The world is not a wish concert! Itulah yang kami yakini. Hidup bukan sekadar menerima apa yang ada, tapi harus dihadapi dengan kerja keras dam doa yang paling ikhlas. Selanjutnya, yakinlah bahwa yang kita lakukan akan mendapat pertolongan dari yang Maha Penguasa Hidup dan Maha Pengatur Hidup, Tuhan Yang Maha Esa.”

Dalam bukunya nanti, saya berharap, seluruh beberan gagasan, pengalaman, dan cita-cita Sjafri yang disampaikan di Unair Surabaya telah terekam dengan baik. Lebih dari itu, saya berharap gagasan-gagasan cemerlangnya yang baru menghiasi buku biografi itu. Dengan begitu, saya yakin, banyak hal yang dapat kita petik darinya.

Lebih dari semua itu, mudah-mudahan buku biografi itu bakal menginspirasi banyak orang untuk meningkatkan kualitas hidup sebagai pribadi dan warga bangsa ini. Jika ingin membangun bangsa ini, mari belajar dari bagaimana Indra Sjafri dkk. membangun Timnas U-19.***

Surabaya, 29-1-2014

Oleh MUCH. KHOIRI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline