Lihat ke Halaman Asli

Menjual Buku dari Forum ke Forum

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419766419326072467

[caption id="attachment_343811" align="aligncenter" width="423" caption="Bersama Yusron Mep Aminulloh dan Gol A Gong dalam talk show proses kreatif"][/caption]

Oleh MUCH. KHOIRI

Strategi lain untuk memasarkan buku indie publishing (dengan menyewa penerbit tapi atas biaya sendiri) adalah menyertakannya dari forum ke forum—ada seminar, diskusi, sarasehan, bedah buku, pameran, dan sebagainya. Itu bisa Anda tempuh ketika menjadi peserta atau pembicara. Masing-masing selalu ada peluang untuk menjual buku.

Apakah Anda tidak perlu melakukan semua itu jika buku Anda diterbitkan oleh penerbit mayor? Bukankah penerbit mayor telah menyebar buku Anda ke jejaring toko bukunya ke seluruh pelosok negeri? Jawabnya, mengapa tidak? Bukankah Anda bisa menopang pemasaran dari pihak penerbit, agar buku Anda sukses di pasaran? Memang ada hal-hal tertentu yang perlu disepakati dengan penerbit, namun hakikatnya Anda perlu menempuh pula strategi ini.

Sebagai peserta seminar, diskusi, atau pameran, ada peluang bagi Anda untuk masuk sebagai marketer buku Anda sendiri. Ada yang berbayar, ada pula yang gratis—karena itu kondisikan diri di sana. Jika ongkos memajang buku terjangkau, bergabunglah dengan permintaan panitia. Jika tidak, bawalah sejumlah buku, dan tunjukkan buku itu kepada sejumlah peserta seminar, diskusi atau pameran.

Transaksi bisa terjadi langsung atau lewat pemesanan. Jangan lupa memberikan brosur yang telah Anda siapkan, juga kartu nama yang paling gres. Jika pemesanan harus terjadi, pastikan bahwa alamat kirim tercatat dengan benar, dan segeralah mengirimkan pesanan itu sesuai kesepakatan. Akan lebih baik jika transfer uang oleh pembeli setelah ongkos kirim jelas (dengan bukti kirim dari pos atau jasa ekspedisi), guna mengesankan bahwa Anda profesional yang tidak mata duitan.

Jika Anda telah mengirimkan pesanan lewat pos atau jasa ekspedisi, pastikan kiriman Anda sampai di alamat tujuan. Jika kiriman Anda datang tepat waktu (sebutlah kabar datang dari si pembeli), bersyukurlah. Anda boleh lega, karena uang transferan akan segera masuk ke rekening. Namun, jika belum datang, hubungi si pembeli dan memintanya bersabar menunggu. Dengan bahasa yang santun, Anda akan dimaklumi kondisi yang ada. Kali lain jangan diulang, berarti perlu antisipasi cerdas.

Sekarang, bagaimana kalau Anda tampil sebagai pembicara seminar? Meja pembicara seminar ibarat panggung Anda, dan Anda berhak menggunakan panggung itu seluas-luasnya selama apa yang Anda lakukan relevan atau sesuai tema yang Anda sampaikan. Bahkan, meski ada buku yang kurang relevan pun, Anda bisa memamerkan sejenak untuk meyakinkan kepada hadirin bahwa Anda menulis buku—bukan sekadar bicara!

Jika Anda berbicara tentang literasi, Anda bisa menunjukkan buku Membangun Budaya Literasi (2014), dan jika Anda sedang berbicara tentang puisi, Anda bisa menunjukkan buku Memo untuk Presiden (2014)—tentu dengan, sambil berhumor, menyebutkan harganya atau mempersilakan hadirin untuk mendapatkannya di luar auditorium seminar. Bahkan, secara lebih khusus, Anda bisa bilang,”Bapak-bapak, ingin berhenti merokok? Ada cara jitu untuk berhenti merokok.” Begitu mereka bertanya bagaimana, maka jawablah,”Jawabannya ada di buku yang tersedia di depan pintu sana. Hanya 50 ribu rupiah saja.”

Semuanya tinggal kreativitas Anda saja. Yang jelas, apapun yang terjadi, buku yang Anda miliki harus terjual laris—agar kantong segera gemuk, dan gagasan Anda menyapa pembaca secara luas. Menulis buku, tentu, bukan sekadar  dengan alasan filosofis, melainkan juga alasan praktis—misalnya, alasan praktis Anda adalah menulis untuk mendapatkan tambahan uang saku atau menghidupi sejumlah anak yatim.

Jadi, begitulah, berbagai forum bisa dioptimalkan untuk mempromosikan dan menjual buku Anda. Mau malu? Hare gene masih malu? Menulis untuk meraup keuntungan itu memalukan? Mohon jangan ikut-ikutan orang yang keblinger. Jika ada orang yang tidak malu menjual bukunya sendiri, itu wajar dan harus. Justru orang yang mendapat gratifikasi untuk berbagai proyek, itulah yang memalukan. Maka, dengan kepala tegak, Anda harus bisa menjual buku sendiri dan buku itu harus laris terjual dari forum satu ke forum lain.

Lalu, jika tidak ada forum yang terjadwalkan? Jadilah manajer kegiatan untuk menciptakan forum itu. Di sini Anda sebagai dalang yang bisa memainkan berbagai peran penting dalam keseluruhan kegiatan. Di antaranya, Anda bisa membuka stand pameran, agar Anda juga bisa men-display (memajang) buku-buku Anda di sana. Bukankah ini bekerja keras dan cerdas?**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline