Bekasi (02/09/23) -- Laga El-Classico Indonesia antara Persija Jakarta vs Persib Bandung telah usai. Duel adu gengsi yang di selenggarakan di Stadion Patriot Chandrabaga Bekasi itu berakhir dengan skor imbang 1-1. Persija harus rela poinnya dicuri oleh pasukan Maung Bandung yang bermain dengan penuh ambisi.
Skor imbang merupakan hal yang biasa terjadi dalam sepak bola, akan tetapi tidak dengan laga yang satu ini. Skor imbang melawan Persib tentu membuat para Jakmania kecewa, kesal dan frustasi. Terlebih lagi, jika meninjau pertandingan yang sudah berlangsung tadi, permainan Persija terkesan sangat loyo. Tak ada pemain yang terlihat memiliki daya juang tinggi saat bermain di lapangan. Semua terlihat Flat.
Belum lagi, dalam empat pertandingan sebelumnya, Persija selalu tampil buruk dengan tanpa kemenangan sekalipun. Hal ini tentu saja membuat kondisi Jakmania semakin kecewa. Setelah pertandingan usai, biasanya Jakmania selalu bersorak-sorai dalam perjalanan pulang. Namun agaknya, kali ini mereka hanya tertunduk lesu dalam kendarannya masing-masing.
Para pendukung yang ikut dengan rombongan bus untuk berangkat ke Stadion dalam laga ini, nampaknya akan pulang dengan hampa. Genderang Bass Drum yang senantiasa nyaring menggaduhkan, kali ini penabuhnya tak lagi memiliki energi. Tak ada lagi gairah untuk bersorak!
Mereka yang menggunakan sepeda motor, mungkin hanya bisa mengumpat-umpat sambil menunggu lamanya lampu merah. Dan mereka yang menaiki kereta, wajahnya mungkin akan menyatu dengan lelahnya para pekerja yang menyesaki gerbong kereta saat jam pulang tiba. Kondisi para Jakmania kali ini seperti sedang tertimpa kutukan dan bencana.
Dengan empat pertandingan tanpa kemenangan, sebagai Macan seharusnya Persija sedang lapar-laparnya mencetak gol dan meraih kemenangan. Seekor Macan akan beperikalu agresif sewaktu dirinya lapar! Tak peduli lawannya sebesar Banteng, Jerapah, Beruang maupun binatang terbesar sekalipun. Macan akan menerkam lawannya, mencabik dagingnya, menggerogoti tulangnya sampai tak tersisa sedikit pun.
Namun ternyata Macan Kemayoran memperpanjang waktu puasanya. Tubuhnya yang dahulu kekar dan sangar kini kurus kerempeng. Saya curiga, apa jangan-jangan Macan Kemayoran sedang menjalani program diet?
Tapi diet bukanlah karakter Macan. Karakter Macan adalah berlari sekencang-kencangnya, terkam, gigit, lahap, koyak!
Itulah kewibawaan seekor Macan.
Mudah-mudahan torehan buruk dalam beberapa laga terakhir ini bisa segera teratasi. Macan harus kuat dan pertandingan selanjutnya harus lebih garang!
Sebuah kemenangan tak bisa dicapai hanya dengan pasrah kepada keberuntungan Dewi Fortuna. Kemenangan harus direbut melalui permainan garang dari sebelas Macan di lapangan.