Butir Emas di Padang Pasir
oleh : Mu'arrifuzzulfa
Banjir Informasi
Saya masih ingat ketika awal-awal Facebook menjadi trend di masyarakt dunia. Semua ingin mencari teman kenalan baru di Facebook. Banyak orang yang mengungkapkan dan mencurahkan isi hati dan pikirannya di beranda facebook.
Hal yang diinginkan dari seorang yang menulis di beranda facebook adalah agar diberi feedback atau like dan komentar oleh orang lain. Jika mereka mendapatkan feedback maka mereka akan merasa bahagia.
Dengan mengungkapkan perasaan atau pikirannya, seakan-akan orang itu orang yang bijak, mereka menulis tentang sebuah nasehat, tetapi belum tentu realitanya mereka bersikap seperti apa yang mereka tulis di beranda.
Dengan sangat cepatnya teknologi berkembang, muncullah beberapa media sosial seperti Instagram, Twiter dll. Media ini mempunyai dampak positif diantaranya adalah terbuka luasnya wawasan-wawasan baru yang dapat kita konsumsi. Disisi lain sayangnya kita berada dalam kondisi "banjir informasi". Informasi ini tanpa hentinya mendatangi kita setiap detiknya.
Hal ini seperti halnya ketika kita pergi ke tempat perbelanjaan. Ada orang yang membawa uang cash secukupnya karena dia hanya ingin membeli seseuatu. Ada juga orang yang hanya membawa kartu kredit yang didalamnya dia mempunyai banyak uang, tetapi dia tidak mempunyai tujuan apa yang ingin dia beli. Disisi lain, tempat perbelanjaan itu menyediakan sangat banyak pilihan untuk di beli.
Orang yang sadar dan mempunyai tujuan untuk membeli sesuatu maka dia akan dengan bijak membeli apa yang dia ingin beli dengan uang yang dia siapkan. Meskipun dia melirik-lirik banyak sekali hal yang bagus untuk dibeli, tetapi dia sadar dengan tujuan awalnya, yaitu membeli sesuatu yang ia butuhkan.
Sedangkan orang yang membawa kartu kredit dan tidak mengatahui tujuan apa yang akan dia beli, maka dia akan terjebak dalam ketidaksadaran dia sendiri. Dia melihat kanan kiri, banyak sekali yang dia ingin beli.