Lihat ke Halaman Asli

Muarif Essage

pembaca sastra

Puisi: Sepasang Merpati

Diperbarui: 8 Maret 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sepasang merpati. Sumber: Pixabay.com/EndreF

(1)

          Siapa bisa tahan bila setiap pagi bunga bermekaran? Lalu sepasang merpati sama memandang masih ranum daun-daun di pucuk dahan yang kelak warnanya semakin terang dan bunga layu berguguran. Sepasang merpati sama menangis sebab masih ada rindu bertumpuk di dada dan esok harinya kelopak bunga selalu saja lahir di sela-sela hati mereka.

(2)

          Siapa bisa tahan bila setiap sore sepasang merpati berpamitan? Mereka berpisah di tengah perbincangan, yang satu tetap di sarang dan yang satu terbang mengelilingi awan. Bila malam menjelang, mereka harus merelakan rindu tak bersautan. Hanya kata diam menunggu esok menjelang. Pada harapan bergelantungan, mereka merakit janji dari air matanya yang tak berkesudahan.

(3)

          Sepasang merpati itu adalah kita yang bagai kelopak bunga saling berbagi guguran waktu yang setiap detiknya bersiram mimpi bertemu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline