Amanat sering kali menjadi tumpuan utama pembaca ketika berhadapan dengan puisi, di samping sarana kebahasaan yang digunakan seorang penyair. Melalui amanat, seorang pembaca akan berharap menemukan nilai-nilai yang berguna bagi dirinya dan pembaca lainnya. Oleh karena itu, terkadang kita menemukan pembaca yang bersikeras, minimal berharap, agar penyair dalam menggunakan sarana kebahasaan dapat dengan mudah menuntun pembaca menemukan amanat dalam puisi. Sebelum saya membicarakan serba singkat perihal amanat, mari kita membaca puisi Sapardi Djoko Damono berikut ini.
ICE CUBES
Dua ice cubes dicungkil dari sebuah tray di feezer
"Kita akan masuk ke gelas yang sama," bisik yang satu.
"Insyaallah," sahut lainnya.
Sejak dimasukan ke freezer, yang satu membeku di sudut sini
satunya membeku di pojok sana.
Setengah gelas coca-cola - OMG!
Keduanya dicemplungkan ke dalamnya; sebentar terdengar
ribut berdenting - ini kemarau.
Mereka pun cepat meleleh tak lagi bisa membedakan siapa