Istilah karakter diambil dari bahasa Yunani “Charassian” yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”.Adapun berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, emosional, dan etis siswa. Semantara secara sederhana pendidikan.
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada. Perkembangan zaman yang begitu maju sekarang ini tidak berarti sama sekali jika tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas (Jeane Mantiri, 2019: 20). Kekerasan antar peserta meningkat secara signifikan pada pergantian tahun 2000-an Pelajar suka membully , berkelahi , dll dan sering menggunakan bahasa kasar (jelek). Menurunnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, terbiasa dengan kebohongan yang dalam Keberadaan, kehidupan dan kebencian di antara mereka. begitulah pendidikan tentang Karakter harus selalu dikuatkan dan ditanamkan pada diri siswa. Memelihara akhlak yang baik untuk generasi penerus. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus selalu dikuatkan dan digalakkan dalam diri siswa agar siswa menjadi generasi penerus yang berakhlak baik.
Selama ini pendidikan karakter banyak dipelajari. Menurunnya pembentukan karakter siswa dapat dipicu oleh pengetahuan agama yang kurang diminati siswa dan muatan pancasila yang kurang dikuasai siswa. Di zaman yang semakin maju ini, kehidupan masyarakat sudah serba rumit dan sudah ada lembaga pendidikan formal maupun informal. Dengan kemajuan tersebut, beberapa cara harus dilakukan untuk memberikan pelatihan karakter yang berkualitas. (Haeruddin, 2019).
Pendidikan karakter harus dipelajari dan diajarkan sejak dini, khususnya di kalangan pelajar Indonesia. Pendidikan karakter yang baik memiliki beberapa tugas penting yang harus diselesaikan agar siswa memiliki karakter yang baik. Dalam upaya membangun dan memperkuat karakter bangsa diwujudkan beberapa nilai yaitu religius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, pekerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, baik hati/bersahabat. komunikatif, damai, gemar membaca, peduli lingkungan, berjiwa sosial dan bertanggung jawab.
Tujuan dari kajian ini adalah agar generasi penerus bangsa menjadi generasiyang berbudi luhur, berakhlak mulia, dan saling menghormati. Untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus memperoleh pembentukan karakter dan nilai-nilai moral yang melekat pada diri peserta didik.Karakter seseorang akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Maka dari itu, pendidikan karakter harus dilakukan sedini mungkin agar anak mampu menanamkan karakter yang baik sehingga mereka bisa membawanya hingga usia dewasa. Pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan pada semua mata pelajaran.Setiap mata pelajaran yang berkaitan denga norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.Di era digital ini peran keluarga, guru dan masyarakat sekitar sangatlah penting dalam meningkatkan karakter calon penerus bangsa.Keluarga sebagai tempat utama dan pertama peserta didik menjalani kehidupan dan pendidikannya hendaklah mengawasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang, tegas, dan cermat.Peran guru di sekolah bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Peran guru sebagai rolemodel dalam pandangan anak sehingga guru akan menjadi patokan bagi sikap anak didik