Lihat ke Halaman Asli

Muammar Khadafi

Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kisah Teladan Ustadz Nurhadi: Mengukur Humanisme, Seberapa Manfaatkah Kita?

Diperbarui: 22 Juni 2022   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santri PAUDQU/TPQ/Madin Mubdi El-Khoir Bekasi

Kekurangan harta dan sempitnya waktu luang bukanlah halangan bagi Nurhadi, seorang guru honorer asal Kabupaten Bekasi dengan penghasilan gaji yang tidak seberapa ditambah dengan jam mengajar yang begitu padat.  Namun hal tersebut sama sekali tidak menjadi halangan dalam mewujudkan tekadnya yang ingin menjadi seseorang yang bermanfaat, terutama bagi lingkungan sekitarnya.

Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah, awalnya hanya memperoleh beberapa pengikut. Kendati demikian, sebab kesabaran dan ketekunan Nabi Muhammad SAW, dakwah Nabi pun dapat diterima hingga memiliki pengikut yang tersebar luas ke berbagai negara seperti yang dapat kita lihat pada zaman sekarang ini. Selaras dengan kisah dakwah Nabi Muhammad SAW, Nurhadi mendirikan PAUDQU/TPQ sebagai media berdakwah dalam menanamkan pendidikan agama Islam bagi anak-anak yatim dan kaum Duafa di lingkungannya, Desa Kebalen Kabupaten Bekasi.

Nung, begitulah sapaan Nurhadi di tengah masyarakat, beliau adalah pribadi yang dikenal sebagai guru honorer di bidang agama pada salah satu Madrasah 'Aliyah dan Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kabupaten Bekasi. Kemampuan laki-laki berusia 35 tahun ini dalam bidang sastra arab dan ilmu nahwu tidak diragukan lagi, mulai dari membaca hingga menerjemahkan kitab-kitab kuning.

Tekadnya menjadi seseorang yang bermanfaat tumbuh dari hadis Rasulullah SAW mengenai keutamaan menjadi manusia yang bermanfaat dan berawal dari rasa empati terhadap anak-anak kecil yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain, Nurhadi pun termotivasi untuk mendirikan Yayasan  Pendidikan Islam.

"Saya selalu teringat hadis yang diajarkan oleh guru saya tentang sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, dari situ saya ingin menjadi manusia terbaik seperti yang ada dalam hadis tersebut dengan membuat tempat belajar bagi anak-anak, dan juga saya  sangat prihatin kepada anak-anak kecil yang lebih banyak main daripada belajar", Jelas Nurhadi.

Sebagai Guru honorer yang memiliki penghasilan kurang dari 500 ribu per bulan dan harus mencukupi kebutuhan keluarga, awalnya Nurhadi merasa sangat mustahil untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam. Kendati demikian, dengan penuh keyakinan dan harapan agar niat baik beliau terwujud, beliau melangkah secara perlahan dan dibantu oleh para dermawan serta atas rido Allah SWT maka berdirilah Yayasan Islam Mubdi El-Khoir Bekasi. Pada tahun 2020 tepatnya pada awal Agustus, Nurhadi mendirikan TPQ/MDA Plus Mubdi El-Khoir yang tepat berada di samping rumah beliau. Pembukaan TPQ/MDA Plus Mubdi El-Khoir pun direspon sangat baik oleh masyarakat sekitar.

Walaupun di tengah kesibukan beliau sebagai pengajar di sekolah swasta, Nurhadi berpikir bahwa ia perlu mengukur sejauh mana rasa Humanisme dan kemanfaatannya terhadap orang lain, bahwa keilmuan yang beliau miliki tidak hanya sekedar untuk dirinya sendiri namun juga terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Berawal dari pengajian remaja dengan metode lekaran kitab-kitab kuning pada tahun 2011, pada saat itu hanya dihadiri oleh 3 orang santri remaja. Namun dengan kesabaran dan ketekunan Nurhadi, seiring berjalannya waktu jumlah santri baik dari kalangan anak kecil, remaja hingga santri dewasa yang ingin memperdalam ilmu agamanya baik Ilmu Al-Quran, kitab-kitab fikih serta ilmu agama Islam lain semakin bertambah setiap tahunnya.

" Sebagai seorang manusia, saya harus mengukur seberapa tinggi rasa kemanusiaan saya. Ilmu yang diajarkan guru-guru terdahulu kepada saya juga ada hak orang lain di dalamnya, saya ingin mengamalkan dan mengajarkan ilmu saya walaupun sedikit", kata Nurhadi.

TPQ/MDA Plus Mubdi El-Khoir hingga kini menjadi sebuah yayasan Islam Mubdi El-Khoir yang menaungi lembaga PAUDQU, TPQ, dan MADIN. Jumlah seluruh santri yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 100 santri, mulai dari anak usia TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTS serta SMA/MA hingga kalangan dewasa perguruan tinggi. Salah satu program pendidikan yang menjadi ciri khas tersendiri di Yayasan Mubdi El-Khoir tersebut adalah pembelajaran kitab-kitab ke-pesantrenan mulai dari kitab fikih, akhlak hingga kitab-kitab sastra bagi kalangan SMP/MTS hingga dewasa.

Besar harapan Nurhadi, bahwa yayasan yang didirikannya tersebut dapat bermanfaat sebagai wasilah (media) anak-anak untuk menuntut ilmu, khususnya ilmu agama Islam. Selain pendidikan agama Islam mengenai ibadah, akhlak dan ilmu Al-Quran, Nurhadi juga menyertakan pelajaran-pelajaran umum seperti Calistung (baca tulis hitung), Matematika serta Bahasa Inggris.

" Saya mencantumkan pelajaran-pelajaran umum di TPQ, karena ke depannya saya berpikir santri juga setidaknya harus di bekali dengan pelajaran-pelajaran seperti itu, agar mereka lebih termotivasi", Ucap Nurhadi.

Mendapatkan pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga negara, tidak memperhitungkan dari kalangan miskin, yatim ataupun duafa. Dari sekitar 100 santri yang belajar di yayasan, hampir 50% santrinya berasal dari kalangan yatim dan duafa, bagi santri yatim dan duafa tidak ada pungutan biaya atau gratis dan semuanya mendapatkan pendidikan yang sama seperti lainnya. Namun bagi santri dari keluarga yang mampu maka tetap dikenakan biaya dalam belajar. Menurut Nurhadi, Hal itu diniatkan sebagai penghormatan agar tidak memandang rendah dan sepele terhadap ilmu agama serta supaya para orang tua dapat memperjuangkan pendidikan agama bagi anak-anaknya.

" Di sini ada lebih 100 santri yang setengahnya yatim/duafa, tidak ada perbedaan jatah pendidikan antara yang yatim/duafa dengan yang mampu. Kecuali bagi yang mampu itu dikenakan biaya sebagai bentuk perjuangan orang tua kepada pendidikan anaknya, sebab banyak orang tua yang padahal mampu tapi tidak memperhatikan pendidikan anaknya, terutama dalam bidang agama ", Tegas Nurhadi.

Nurhadi juga sangat berharap bahwasanya Yayasan Islam Mubdi El-Khoir dapat memberikan manfaat yang lebih luas di masyarakat sekitar, misalnya menjadi media bagi para pemuda untuk menambah pengalamannya dalam hal mengajar, bisa memberikan warna perubahan bagi anak-anak agar bisa lebih baik lagi pendidikan keagamaannya. Selain itu, beliau juga berharap agar fasilitas, sarana dan prasarana seperti ruang kelas untuk anak-anak bisa bertambah agar dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline