Mengakhiri segala bentuk kemiskinan, termasuk di Indonesia, merupakan salah satu tujuan yang dicanangkan dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal dengan singkatan SDGs merupakan kelanjutan dari MDGs yang akan dilaksanakan hingga tahun 2030. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menyepakati dan akan menyukseskan pelaksanaan SDGs melalui berbagai kegiatan dan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan selama beberapa tahun ke depan.
Salah satu tujuan yang dicanangkan melalui SDGs adalah mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun, yang akan dilakukan dengan mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang berpendapatan kurang dari 1.90 dolar Amerika per hari. Indonesia masih memiliki permasalahan dalam hal mengentaskan garis kemiskinan, karena memiliki proporsi penduduk kemiskinan ekstrim sekitar 11,76% pada tahun 2012.
Tingkat kemiskinan ekstrim dikategorikan sebagai proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan. Menurut World Bank, penduduk yang dikategorikan kemiskinan ekstrim adalah penduduk yang memiliki pendapatan kurang dari 1.90 dolar Amerika per hari.
Salah satu penyebab penduduk memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan. Sehingga penduduk Indonesia akan bekerja dimanapun meskipun upah yang diterimanya tidak sesuai dengan upah minimum yang telah ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia berusaha dengan cara mengeluarkan berbagai kebijakan agar mampu menjaga kondisi makroekonomi Indonesia tetap stabil. Hal itu terlihat dengan menurunnya proporsi penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan nasional.
Menurut data yang dimiliki Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011 proporsi penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan sebesar 13,58%, kemudian menurun menjadi 6,80% pada tahun 2016. Data tersebut menunjukkan hasil positif dari kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia.
Berbagai kegiatan internasional pun menjadi salah satu langkah strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Asian Games 2018 merupakan salah satu wadah yang dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sebanyak 45 negara dari seluruh Asia berdatangan ke Indonesia untuk menyemarakkan Asian Games 2018, dimana pemerintah akan memanfaatkan momentum ini, dengan cara memperkenalkan budaya atau tempat-tempat wisata yang dimiliki setiap daerah di Indonesia.. Strategis tersebut bertujuan agar seluruh media internasional dapat meliput daerah-daerah di Indonesia, khususnya tempat parawisata yang dilewati oleh obor tersebut, sehingga pengunjung internasional diharapkan akan datang ke tempat wisata yang telah diperkenalkan melalui kegiatan tersebut.
Keberlanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui ajang internasional tidak terhenti sampai di Asian Games 2018. Bahkan ini hanyalah potret awal dari kesuksesan Indonesia untuk memanfaatkan momentum pertemuan Indonesia dengan negara-negara lain. Hal itu dikarenakan,
Asian Games 2018 yang akan berakhir pada tanggal 2 September 2018, akan dilanjutkan dengan pertemuan yang lebih besar lagi, dimana ribuan delegasi dari 189 negara akan datang ke Indonesia melalui IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 di Bali. Bukan hanya negara-negara dari Asia yang akan datang, tapi sebanyak 189 negara dari seluruh penjuru dunia akan datang ke pertemuan ekonomi dan keuangan terbesar di dunia yang akan diselenggarakan di Indonesia.
Selain Asian Games 2018, Indonesia juga berkesempatan untuk menjadi tuan rumah perhelatan besar pada tahun 2018, yaitu IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 yang akan dilaksanakan mulai tanggal 8-14 Oktober 2018 di Kawasan Nusa Dua Bali.