Sayangilah Rakyat
"Posisikan anda layaknya rakyat yang kesulitan makan, kesulitan tempat tinggal bahkan masa depan"_amr
Suatu pemerintahan seharusnya dibangun dengan tujuan mensejahterakan dan memberikan keadilan kepada rakyat. Rakyat sudah seharusnya disayangi , selalu diperhatikan oleh pemerintah yang sah di negeri ini. 78 tahun kita telah merdeka, kita telah menyatukan tujuan dengan adanya bangsa Indonesia. Tujuan kita jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 "melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa" akan tetapi mengapa rasanya semua itu hanya omong kosong belaka.
Sejenak aku membuka web DPR RI, yang disana terpampang wajah-wajah para wakil rakyat. Pikirku sontak berkecamuk, melihat pakaian bagus yang mereka pakai, melihat jam tangan mewah yang ada di pergelangan, melihat gaya rambut yang tersisir rapi. Terbanding terbalik dengan rakyat yang mereka wakili, mungkin masyarakatku sekarang sedang kesulitan untuk makan.. mungkin mereka sudah 3 hari tidak makan.. mungkin masyarakatku bahkan tidak ada tempat berteduh sebagai perlindungan.. mungkin mereka terusir dari tanah nenek moyang.
Lantas dimana implementasi melindungi segenap bangsa Indonesia? Lantas dimana istilah memajukan kesejahteraan umum? Lantas dimana istilah mencerdaskan kehidupan bangsa? Apakah itu semua omong kosong? Apakah itu semua hanyalah bulu domba yang mereka sembunyikan agar tidak terlihat bahwa engkaulah serigalanya? Dalam prosesku belajar, aku dikenalkan dengan teori Homo Homoni Lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya) yang digagas oleh Thomas Hobbes, ia mengatakan "manusia memanglah liar, manusia memanglah egois, manusia memanglah buruk!" akan tetapi kupikir itu semua adalah pilihan, kita bisa memilih "menjadi baik, atau tidak baik" itu semua ada ditangan anda. Coba sejenak para pemangku amanah dari rakyat, posisikan anda layaknya rakyat yang kelaparan, posisikan anda layaknya orang tua yang pasrah dengan masa depan anaknya karena tidak ada yang bisa diandalalkan. Sampai detik ini kebenaran tidak akan pernah menjadi kebenaran, selama tidak dipaksakan. Dalam arti orang yang menggaungkan kebenaran akan tetapi dianggap gila selama orang yang mementingkan dirinya sendiri terus terbuai dan bertahta dalam jabatan.