Lihat ke Halaman Asli

Muamar Baidu23

Muamar Baidu

Pandu

Diperbarui: 25 Februari 2021   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah dari canva

Di balik kisah sebuah perjalanan anak muda yang mejenjang pendidikan di salah satu universitas ternama maluku utara. Namanya Pandu Wijayatama, pria itu kerap di sapa Pandu, seorang anak yatim piatu, terlahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi yang kurang memungkinkan.

Dan sekarang pandu mulai memasuki semester V ( lima ) , ia dengan penuh kepecayaan diri sehingga mampu bertahan hidup sampai saat ini. Walaupun menurut pandu, ini adalah hal tersulit baginya.

Awalnya pandu sangatlah tidak percaya bahwa setelah kepergian kedua orang tuanya, pandu tidak akan lagi menempuh pendidikan seperti teman dan kerabatnya yang lain, karena setelah pandu di tinggal pergi, tidak akan lagi ada orang yang sudi membiyayai semasa hidupnya, baik itu soal pendidikan dan yang lain.

Akan tetapi banyak dukungan untuknya sehingga pandu masih saja tetap bertahan dan melanjutkan semua tanpa rintangan yang berarti. Bagi pandu, rintangan adalah sebuah proses untuk mengapai satu tujuan hidup, olehnya itu, pandu tidak resah dengan berbagai hal yang menimpahnya, pandu tidak mudah pesimis terhadap segala sesuatu yang di impikanya.

Sebuah keyakinan individu terhadap mimpinya adalah salah satu tongkat agar pandu mampu melewati segalah rintangan yang ada, selain semanggat hidup yang di berikan kakaknya ada pula dukungan dari keluarga dekat yang masih dengan tulus mendorong apa yang pandu impikan.

Kakak pandu adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya dan telah lulus dari pendidikan tersebut, wanita itu kerap di sapa Ayu, ia salah satu alasan mengapa pandu tetap masih mampu bertahan sampai saat ini. Tetaplah jalani sebuah proses panjang dalam kehidupan yang fana ini Ndu, jangan takut berjalan lambat, takutlah jika hanya berdiri diam."
ucap kakak Pandu.

Kesuksesan adalah impian pandu dan keluarga dekat yang mensuportnya. hal ini menjadi alasan mengapa pandu tidak mau putus asa tetap optimis, sebab dengan putus asa yakin dan percaya keluarga dan orang terdekatnya akan sangatlah kecewa, pandu pun akan merasa bersalah meyelimuti kegagalan.

Pandu tidaklah merasa sendiri walaupun kedua orang tuanya telah pergi meningalkannya, ia selalu dekat dengan orang yang medukungnya sampai saat ini.

Selain dari pada kedekatan pandu dengan manusia, ia juga membangun kedekatanya dengan Tuhan (Allah Subhana Wataalla). Menurutnya jikalau usaha tidak di upayakan dengan beribadah itu tidaklah cukup untuk mengejar impian, bagi pandu, beribadah adalah sebuah keharusan dan menjadi salah satu bentuk rasa syukur atas limpahan rahmat dan kasih sayang yang Tuhan berikan kepadanya.

Memang benar, semua yang hidup di muka bumi akan pergi untuk selamanya. Maka jangan perna sakiti mereka yang mencintai kalian dengan tulus. Berbaktilah kepada orang orang terkasih, balaslah kasih sayang yang mereka berikan kepada kalian, jangan sia siakan kesempatan ini.

Pandu pun perna berpesan kepada beberapa teman dekatnya.
Untuk kalian, teman atau siapa pun itu. Jangan perna menyerah dengan apa yang kalian impikan, selama itu berbuah kebaikan, maka patut untuk di perjuangkan. Lakukan segalah sesuatu yang itu didasari oleh cinta, sebab dengan cinta, semua hal adalah perjuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline