Hari Raya Nyepi merupakan perayaan menyambut tahun baru Saka.Tanggalnya jatuh pada tilem kasanga yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa. Dewa-dewa dipercaya melakukan penyucian di pusat lautan atau samudra dengan membawa inti air hayat.Pemujaan pada hari raya Nyepi ditujukan kepada dewa-dewa yang turun ke pusat samudra melakukan penyucian. Dengan demikian hari raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu, yang menggunakan almanak/penanggalan dari tradisi bangsa-bangsa Arya.Penetapan tanggalnya sama dengan perayaan Nawruz (Tahun Baru) yang diselenggarakan di Asia Tengah dan Iran,yang penanggalan/almanaknya juga diwariskan dari tradisi bangsa Arya. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka khususnya di Bali dimulai dengan menyepi. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan bhuana alit (microcosmos, jagat cilik, alam saghir yaitu manusia) dan bhuana agung (macrocosmos, jagat gede, alam kabir, yaitu alam semesta atau jagat raya).
Selain dari pada itu,Ketika orang Hindu seperti di Bali merayakan datangnya Tahun Baru Saka dengan menyelenggarakan upacara Nyepi,orang-orang Islam di Iran dan Asia Tengah juga merayakan Tahun Baru (Nowruz) menurut penanggalan/almanak Persia Kuna. Penanggalan Hndu di India dan Zoroaster di Iran lahir dari sistem penanggalan bangsa Arya. Karena itu tidak mengherankan jika tahun baru Saka jatuh pada hari yang sama dengan nowruz di Iran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H