Ketahanan keluarga menghadapi berbagai peristiwa hidup baik suka maupun duka dibumi tidaklah lepas dari dukungan sesama. Dalam budaya dan tradisi yang masih berlangsung dalam kehidupan keluarga atau masyarakat Batak di abad modern ini adalah kekerabatan keluarga. Inilah support sytem yang tetap aktual dan relevan. Nilai kekerabatan keluarga menyatu dalam perjalanan hidup keluarga Batak. Mereka adalah keluarga satu marga, satu bapa, satu kakek, satu nenek moyang. Mulai dari generasi pertama hingga generasi 15 bahkan ada yang sudah sampai generasi ke 17 dan 18 di marga tertentu dan nilai kekerabatan ini terus berkesinambungan.
Dimulai dari fase kehidupan seseorang didalam kandungan ibu khususnya diusia 7 bulan keluarga mengadakan acara adat bersama kerabatnya untuk memohon dukungan bagi kesehatan dan kelancaran kelahiran sang bayi. Bersama para kerabat (dari pihak keluarga anak lelaki dan pihak keluarga perempuan) mereka berkumpul untuk mendoakannya. Acara ini disebut sebagai Mambosuri. Calon ibu disuapi dengan nasi dan arsik ikan mas sebanyak 3 kali. Kemudian ada pemberian ulos (kain tradisional Batak) yang dikalungkan pada bahunya sambil mengucapkan nasihat dan doa.
dokpri
Fungsi dan peran kerabat tidak semata-mata untuk mendampingi keluarga menjalani proses adat mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan adat. Mereka juga siap menopang kebutuhan keluarga baik moril dan materil. Pelaksanaan acara adat adalah juga bagian dari kehormatan keluarga besar sehingga mereka berupaya agar semuanya terlaksana dengan penuh wibawa dan hormat. Hal ini sudah mendarah daging dimasyarakat Batak yang falsafah hidupnya (Hagabeon = Banyak Anak/Keturunan, Hamoraon = Banyak Harta/Rejeki, Hasangapon = Banyak Kehormatan).
Oleh karena itu tabu (pantangan) bagi keluarga jika mereka tidak mampu memenuhi keperluan adat dengan alasan kekurangan materil. Bagaimanapun juga kerabat akan berupaya sekuat tenaga menanggungnya dan memutuskan sesuai pilihan serta kemampuan keluarga. Pilihanpun tersedia dalam pelaksanaan adat (adat kecil atau besar) yang wajib disepakati keluarga dan kerabat.
detik.com
'Support System' tradisional ini perlahan mulai tergerus oleh modernisasi dan menjadi pilihan keluarga bukan kewajiban keluarga. Oleh karena itu ada sebagian kecil keluarga Batak sudah meninggalkannya. Tetapi secara umum masyarakat Batak masih tekun memelihara tradisi ini dan mengkontekstualisasikannya sebagai nilai positif kehidupan yang relevan ditengah arus budaya modern yang individualistis.
dok
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI