Lihat ke Halaman Asli

Mual P Situmeang

Pekerja Sosial

Hidup Menyanyi, Mati Menyanyi, di Keabadian Menyanyi

Diperbarui: 25 Mei 2022   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koor Ibadah Pemberangkatan di gereja Batak (dokpri)

Budaya menyanyi di suku Batak banyak dipengaruhi oleh nilai dan kepercayaan Kristiani. Dalam tata ibadah agama Kristen Nyanyian merupakan bagian penting ritual penyembahan dan pengagungan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berdaulat atas kehidupan di dunia dan di kekekalan Sorga.

Sepanjang peristiwa kehidupan masyarakat Batak mulai dari kandungan, kelahiran, masa akil balik, pernikahan sudah ribuan lagu disenandungkan baik secara pribadi, keluarga dan berjemaah.

Demikian pula di momen kematian seseorang. Saat saya menghadiri acara kematian di sebuah gereja etnis Batak suasana dan kehadiran nyanyianpun sangat kuat dan dominan.

Dalam acara kematian nyanyian yang dikumandangkan bernuansa lagu-lagu penghiburan, penguatan, pengagungan akan kuasa Tuhan, dan peringatan bagi mereka yang masih hidup agar selalu bersiap diri menghadapi sebuah akhir kehidupan. 

Pemberangkatan Jenazah Pelayan Gereja (dokpri)

Untuk seseorang yang berstatus pekerja atau pelayan gereja dan biasa disebut Penatua ada rangkaian acara khusus selain acara tradisi budaya batak oleh keluarga dan kerabat di Rumah Duka. Jenazah Penatua dibawa ke Gereja.

Acara khusus tersebut adalah ibadah pemberangkatan oleh Pendeta sebagai pimpinan jemaat dan juga teman sepelayanannya semasa hidupnya di Gereja. 

Semua Pelayan Gereja yang masih aktif maupun yang sudah pensiun menghadiri serta memberikan penghormatan terakhir di acara pemberangkatan jenazah.

Demikian pula warga gereja dan seluruh handai taulan serta kerabat keluarga dapat melihat jenazah sebelum peti ditutup dan dibawa ke tempat peristirahatan terakhir. Proses ini berlangsung dengan iringan musik dan lagu pujian.

Dalam kepercayaan dan iman Kristiani didalam kekekalanpun kegiatan menyanyi tetap ada. Mereka yang meninggal dan menerima hidup abadi oleh anugerah Tuhan akan memuji Tuhan di dunia kekekalan.

Pengagungan dan penyembahan kepada Allah Yang Esa Pencipta Langit dan Bumi melalui lagu pujian dan penyembahan melintasi ruang dan waktu hidup, mati, dan kekekalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline