Awalnya adalah iseng-iseng mengirim sebuah artikel di bulan Mei 2020. Waktu itu kesempatan menulis masih terbatas karena banyak pekerjaan rutin.
Sulit rasanya menulis. Apalagi tidak mempunyai kemampuan menulis artikel. Hanya saja kesenangan membaca tips menulis di blog dan membeli buku menulis efektif cukup membantuku.
Setelah 2 tahun kemudian munculah keinginan menulis. Itupun karena banyak waktu luang. Apalagi sudah tidak bekerja rutin lagi. Dan aku mulai tertarik dengan peluang menulis dan membuat blog yang sedang berkembang. Ini membuat semangat belajar semakin tinggi.
Mulailah aku mengunjungi kembali blog Kompasiana. Ternyata masih ada postingan tulisanku pertama yang terlupakan. Kaget juga membaca tulisan perdana. Baru sadar kalau kontennya banyak kalimat yang ide dan alur pikirannya berantakan. Tidak jelas arahnya.
Mulailah proses edit dan modifikasi artikel. Setelah versi editnya agak enak dibaca saat preview aku langsung save. Eh ternyata artikel yang sudah diposting sudah tidak bisa di modifikasi lagi.
Rasanya hati kurang nyaman dengan artikel seperti itu tetapi akhirnya dibiarkan saja. Anggaplah sebagai bahan baseline pembelajaran. Lalu mulailah aku menulis dan memposting artikel kedua.
Senang rasanya melihat beberapa orang membaca dan juga memberi nilai tulisan keduaku. Hal itu cukup menambah gairah menulis lagi.
Juga pengetahuan penggunaan blog bertambah banyak setelah membaca petunjuk dan peraturan di Kompasiana. Sangat menolong apalagi fitur tentang Panduan Pembuat Konten. Bagi pemula bermafaat sekali informasinya.
Postingan ke 2 (Dokpri)
Keinginan kuat terus bertumbuh. Apalagi membaca artikel penulis senior yang sudah memiliki poin Taruna hingga Maestro.