Lihat ke Halaman Asli

Muali ArifinAzis

Muali Arifin Azis

Dilema Pendidikan dan Covid-19

Diperbarui: 18 Maret 2020   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini dunia disibukkan dengan kasus menyebarnya Virus baru yang menjangkiti manusia. Pada awal musibah ini terjadi di Negara Cina tepatnya di Provinsi Wuhan Cina, namun siring dengan waktu penyebarannya virus ini menyebar cepat ke berbagai Negara Eropa dan Asia, termasuk indonesia. Di indonesia sendiri menurut informasi media elektronik masih ada beberapa kasus infeksi virus ini. 

Namun untuk menjaga kemungkinan hal yang tidak di inginkan, Pemerintah Indonesia mengambil langkah - langkah untuk mencegah penyebaran virus Corona tersebut di antaranya di berlakukannya Lock Down di semua jenjang pemerintahan, aktifitas -aktifitas kegiatan manusia yang cendrung berkumpul dan sebagainya.

Sekolah merupakan salah satu dampak di berlakukannya Lock Down agar penyebaran virus ini tidak signifikan menginfeksi manusia. Dengan di berlakukannya program pencegahan ini otomatis berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas. Bahkan program Ujian Sekolah Berstandar Nasiona yang seyogianya dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020,  ditunda sampai dengan batas waktu yang nantinya ditentukan kemudian. Siswa dan siswi di semua tingkatan Satuan Pendidikan di rumahkan guna mencegah tersebarnya wabah ini, hal ini di karenakan penyebaran infeksi virus ini paling rentan terjadi di sekolah-sekolah atau dimana ada penumpukan atau kerumunan masa. 

Dengan adanya Lock Down bagi satuan pendidikan di semua jenjang pembelajaran di laksanakan secara Daring yakni menggunakan media sosial ataupun aplikasi-aplikasi yang memudahkan siswa dan guru untuk melaksanakan pembelajaran secara On-Line. Pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Kelebihan pembelajaran yang dilaksanakan secara on-line pada masa lock down ini memungkinkan siswa untuk tetap bisa belajar walaupun tidak secara langsung bertatap muka dengan sang guru yang biasanya setiap jam belajar para siswa dan siswi bisa bercengkrama dalam proses pembelajaran. 

Namun demikian pembelajaran ini juga melatih siswa untuk siap atau melek teknologi, bahkan mungkin bukan hanya siswa saja yang merasakan manfaat ini pun juga di rasakan oleh pendidik yang mungkin selama inijarang bahkan tidak pernah melakukan pembelajaran dengan bantuan alat elektronik secara Daring. Hal ini memaksa guru untuk berlatih dan belajar bagaimana pentingnya pembelajaran secara daring dalam kondisi suasana Proses Belajar Mengajar yang tidak memungkinkan bertatap muka dengan peserta didiknya.

Kelemahan dari pembelajaran yang dilaksanakan secara daring memungkinkan siswa terkendala dengan jaringan dan fasilitas yang tidak semua siswa bahkan wali murid memiliki fasilitas unkuk menunjang kegiatan pembelajaran secara daring. Selain fasilitas yang wajib ada kontroling orang tua selama lock down ini harus lebih intensif. Jika peran orang tua jika hanya sekedar meliburkan siswa dan sisi oleh pihak sekolah akibat dari kebijakan pemerintah dalam memerangi pemutusan rantai endemik corona ini tidak ada gunanya sama sekali apabila putra dan putri orang tua murid tidak dikontrol secara ketat. 

Selain itu masih banyak dari kalangan masyarakat bahkan wali murid yang menganggap kegiatan meliburkan siswa/i dalam kegiatan belajar mengajar disekolah masih dianggap sepele, seingga program ini nantinya akan ber ujung tidak ada artinya sama sekali. Bahkan kerugian pada kelangsungan pendidikan juga terganggu dikarenakan daya serap kurikulum tidak tercapai 100%.

Kita semua seluruh warga negara indonesia hanya bisa berharap dan berdoa agar musibah yang menimpa penduduk dunia pada umumnya dan warga Negara indonesia khususnya agar musibah ini cepat berlalu agar semua kegiatan baik dibidang pendidikan maupun kehidupan lainnya tidak terganggu dan berjalan normal kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline