Bisik suara tanpa nama
Semua Yang bernyawa telah sama-sama pergi
Lalu, gemuruh menyambar dari dadamu
Waktu itu tengah malam
Kau menangis, tapi selimut mendengarkan suaramu sebagai hiburan malam
Sesudah itu semua reda
kau duduk dalam luka tak berbekas
pandangan kian melingkar
Melilit kenangan terjal
Di sudut-sudut tembok
Nyamuk, cicak dan suara jangkrik bersautan menghampiri
kemudian angin nampaknya telah berhasil menembus hamparan dinding-dinding kerinduan.
sementara itu, waktu terus berputar
Tik,
tik,
tik,
tik,
tik
wahai maha perkasa dengan segala rasa,
Aku tidak tahu lagi bagaimana aku datang di pagi-Mu
dengan hati yang memanggil-manggil Ampunan-Mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H