Lihat ke Halaman Asli

Arianto Amiruddin Poetra

Lembaga Sosial dan Jurnalist

Palembang Butuh Pemimpin Visioner seperti ESP dulu

Diperbarui: 23 Januari 2023   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Swaraproletar.id- Siapa yang tak kenal Eddy Santana Putra atau lebih dikenal dengan ESP, Pria yang lahir diPangkal Pinang 20 Januari 1957 yang lalu ini,  saat ini menjadi Politisi Senayan, terpilih sejak 2019 lalu dari Daerah Pemilihan Sumatera selatan I, Ia adalah merupakan Pemimpin tauladan yang sangat dibanggakan oleh Rakyat Palembang hingga hari ini.

Dua puluh tahun sudah berlalu, sejarah mencatat, saat itu beliau dilantik menjadi walikota termuda sepanjang sejarah Kota Palembang tepatnya 2003 hingga 2008, dan atas dedikasinya itu pula Masyarakat Kembali mengamanahkannya untuk memimpin kota Palembang pada periode berikutnya 2008 hingga 2013.

Penertiban pasar tradisional 16 Ilir yang berada di pinggiran Jembatan Ampera yang semula banyak kalangan pesimis pada saat itu atas rencana beliau melakukan penertiban pasar dari para preman dan pengalokasian para pedagang yang semrawut, dengan yakin dan dengan konsep yang matang dan pada akhirnya pula, justru sukses inilah yang membuat ESP kala itu sangat fenomenal dan tak terlupakan hingga sekarang.

Kemaren pagi Sabtu (23/01) , bertempat di Coffy J, ESP bertemu dengan Juniornya satu jurusan Teknik Sipil dan satu Almamater Universitas Sriwijaya (Unsri) Ir Basyaruddin Akhmad, M.Sc, melalui orang dekat beliau saat ditanyai oleh wartawan media ini, apa yang mereka bincangkan saat pertemuan itu? ia menjelaskan ESP bicara serius soal kota dihadapan Basyaruddin.

Banyak kalangan menilai pertemuan antara ESP dan Basyaruddin kemaren pagi itu adalah merupakan lampu hijau atas pencalonan Basyaruddin maju pada Pilkada 2024 mendatang. Salah seorang pengajar di salah satu universitas Negeri terkemuka dikota Palembang yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kepada wartawan media ini saat dimintai pendapatnya tadi malam,

“kalau saya melihatnya dari dua sudut pandang, pertama, dari sisi akademisi, ESP tau betul untuk merubah Kota ini agar lebih baik tentunya haruslah orang yang memiliki kemampuan yang matang, baik secara kajian dan konsep, maupun eksekusi dilapangan, kedua, dilihat dari sisi politis, beliau berdua adalah satu Almamater tentunya cara pandang mereka juga sama, sebagaimana dulu saat ESP sebelum mencalonkan diri, beliau adalah murni Teknokrat yang membidangi infrastruktur dari awal beliau diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil, hal yang sama juga terjadi pada karier Basyar saat ini bukan,

Lanjutnya, kita bisa lihat hari ini, banyak calon yang bakal maju hampir semuanya ber-basic sosial dan umum, tentunya mungkin nanti ketika memimpin mereka-mereka ini masih tergantung paling tidak masih bertanya dengan bawahannya untuk sesuatu yang akan dibuat karena bukan ahlinya, menurut saya, tongkat estafet ESP hari ini secara langsung ataupun tidak sudah diserahkan kepada juniornya itu,” Tutupnya.

Basyaruddin saat ditanyai media perihal pertemuan ini hanya menjawab politis,” oh tidak ada apa-apa hanya pertemuan biasa, ngobrol sambil ngopi aja,” Ujarnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline