Lihat ke Halaman Asli

mtsalhadi2

Sekolah

Siswa Kelas 7 MTs Al-Hadi II Gelar Kegiatan P5RA: Sekolahku Aman Tanpa Perundungan

Diperbarui: 25 Oktober 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa kelas 7 membawa hasil karya P5RA bersama guru pendamping (dok. Pribadi MTs Al-Hadi II) 

Bantul (17/10)-Selama empat hari, mulai Senin hingga Kamis, tanggal 14-17 Oktober 2024, siswa kelas 7 MTs Al-Hadi II melaksanakan kegiatan P5RA (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema "Bangunlah Jiwa Ragaku" dan subtema "Sekolahku Aman Tanpa Perundungan". Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi para siswa untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya perundungan (bullying) serta membangun lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa.

Kegiatan P5RA ini dibuka secara resmi pada hari Senin oleh Kepala Madrasah MTs Al-Hadi II, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya menciptakan suasana sekolah yang bebas dari perundungan. "Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa, dan kegiatan ini adalah langkah awal bagi kalian untuk mewujudkannya," ujar beliau dengan penuh semangat.

Usai pembukaan, siswa menerima sosialisasi mengenai perundungan yang disampaikan oleh Bapak Anditya Bayu, guru Bimbingan dan Konseling MTs Al-Hadi II. Beliau menjelaskan berbagai bentuk perundungan yang sering terjadi di kalangan pelajar, baik fisik, verbal, maupun siber (cyberbullying). Selain itu, Bapak Anditya juga mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam studi kasus terkait perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah.

Siswa mengerjakan studi kasus (dok. Pribadi MTs Al-Hadi II)

Pada hari Selasa, siswa kelas 7 melanjutkan kegiatan dengan melakukan penelitian di lingkungan MTs Al-Hadi II. Mereka mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dengan narasumber di madrasah, termasuk guru, staf, dan sesama siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai pengalaman perundungan yang mungkin terjadi di kalangan siswa serta mencari solusi untuk mengatasinya.

Hasil dari penelitian tersebut kemudian disusun dalam bentuk laporan, yang akan menjadi bahan utama presentasi di akhir kegiatan. Para siswa dengan semangat mendiskusikan temuan mereka, berusaha memahami lebih dalam dampak negatif dari perundungan serta mencari cara untuk mencegahnya.

Siswa melakukan wawancara penggalian data (dok. pribadi MTs Al-Hadi II)

Pada hari Rabu, para siswa diarahkan untuk membuat bahan presentasi berdasarkan hasil penelitian mereka. Selain itu, mereka juga diminta untuk membuat poster digital sebagai bagian dari kampanye anti-perundungan di media sosial. Dengan menggunakan platform seperti Instagram, siswa mempromosikan pesan positif untuk menolak segala bentuk perundungan, sekaligus mengajak teman-teman mereka untuk bergabung dalam gerakan anti-bullying.

Hari Kamis menjadi puncak dari rangkaian kegiatan ini. Siswa diminta untuk menuliskan cerita pengalaman pribadi atau orang lain terkait perundungan yang pernah dialami. Hal ini diharapkan bisa menjadi refleksi bagi para siswa untuk lebih memahami dampak emosional dan psikologis yang ditimbulkan oleh perundungan.

Siswa membuat bahan presentasi (dok. Pribadi MTs Al-Hadi II) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline