Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Dinda

Mahasiswa

KKN Rekognisi UPI 2022 (Kampus Mengajar Angkatan 3): Memetik Pohon Ilmu di SD 17 V Koto Timur

Diperbarui: 13 November 2022   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada setiap diri orang sepanjang hidupnya. Di zaman serba canggih ini proses belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interakasi antara seseorang dengan lingkungannya, dengan orang disekitarnya, bahkan dengan perantara lainnya.

Belajar aktif tidak akan berjalan lancar dengan baik tanpa pengayaan sumber- sumber. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil belajar. Salah satunya dengan menghadirkan media pembelajaran.

Pemanfaatan media pembelajaran dapat dilakukan dengan alat- alat yang sederhana namun dibawakan dengan keterampilan yang menarik dan dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Dokpri

Melalui program Kampus Mengajar Angkatan 3, sekelompok mahasiswa yang mengabdi di SD 17 V Koto Timur, Padang Pariaman membuat membuat media pembelajaran pada saat proses belajar mengajar. Media yang dihadirkan adalah "Pohon Ilmu". Yang bertujuan untuk menarik perhatian para siswa dalam menikmati proses belajar, dan meningkatkan semangat siswa dalam belajar yang mempengaruhi hasil belajar.

Kampus Mengajar Angkatan 3 merupakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Belajar dan rintisan dari Kampus Mengajar Angkatan 2 yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Yang bertujuan untuk membantu penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, adaptasi teknologi, dan bantuan administrasi pada sekolah yang masih dalam pengembangan. Dan program ini tentunya bermanfaat bagi mahasiswa sebagai melatih dalam bidang keahlian dan keterampilan serta menumbuhkan kreativitaas dan inovasi dalam pembelajaran.

Media pembelajaran yang dihadirkan mendapatkan dukungan oleh guru, perangkat sekolah, orang tua siswa, dan antusias para siswa atas adanya media pembelajaran yang dihadirkan di sekolah tersebut. Sekelompok mahasiswa yang terlibat berharap media yang ditinggalkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dan sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline