Pernah mendengar anekdot Batak tentang tempat kelahiran Yesus Kristus? Ceritanya berikut ini.
Pada suatu Perayaan Misa Malam Natal di sebuah gereja Katolik di Tanah Batak, pastor melontarkan pertanyaan retoris dalam kotbahnya. "Dimanakah Yesus Kristus dilahirkan?"
"Di Balige, Pastornami!" Seorang lelaki paruh baya tiba-tiba berteriak menjawab dari bangku paling belakang. Mulutnya meruapkan bau tuak.
Sebenarnya pastor hendak menceritakan kelahiran Yesus di kandang ternak. Sebagai simbolisasi "Yang Suci" datang ke tengah "yang kotor" untuk membersihkannya.
Tapi jawaban lelaki tadi, entah itu spontan atau karena diprovokasi temannya, juga tak sepenuhnya salah. Di lingkungan Gereja Katolik Tanah Batak, kota Balige memang dijuluki "Betlehem Tanah Batak".
Itu ada ceritanya sendiri.
Tempat Lahir Gereja Katolik Tanah Batak
Gereja Katolik datang ke Tanah Batak tahun 1934. Itu 70 tahun di belakang Gereja Protestan.
Gereja Protestan sendiri dibawa Pendeta I.L. Nommensen, "Apostel Batak" asal Jerman, ke Tanah Batak tahun 1864. Nommensen menandainya dengan pendirian gereja HKBP pertama pada tahunn itu di Saitnihuta, Silindung. Tempat gereja itu berdiri dinamainya Huta Dame, Kota Damai atau Jerusalem. Gereja HKBP Hutadame dengan demikian adalah tetenger "Jerusalem Tanah Batak".