Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Paus Fransiskus dan Sepatu Hitamnya

Diperbarui: 18 September 2024   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepatu hitam tua Paus Fransiskus selama kunjunganya ke Jakarta (3-6/9/2024) Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ Agus Suparto

"Sepatu Anda adalah kritik ." -Paus Benedictus kepada Kardinal Mario Bergoglio dalam The Two Popes

Dalam film The Two Popes, kalimat di atas disampaikan Paus Benediktus XVI, sebagai responnya terhadap niat Kardinal Mario Bergoglio mengundurkan diri dari jabatan Kardinal Uskup Agung Buenos Aires.

“Jika Anda mengundurkan diri, itu akan terlihat seperti kritik. Cara hidup Anda adalah kritik. Sepatu Anda adalah kritik," kata Paus Benediktus.

Kardinal Bergoglio memang dikenal sebagai pengkritik Paus Benediktus yang paling keras dan frontal. Dia menolak konservatisme Paus yang berupaya membentengi kedosaan Gereja Katolik -- seperti skandal keuangan Vatikan dan skandal seks para imam khususnya pedofilia -- dari sorotan dan kecaman publik. "Apakah Yesus membangun benteng," tanya Bergoglio retoris.

Bergoglio, seorang kardinal yang berpikiran progresif dan reformis, melihat Gereja Katolik sedang "sakit" dan butuh pengampunan.

Kesakitan itu adalah buah dari sikap autoreferensial, keangkuhan Gereja untuk selalu merujuk kepada dirinya sendiri dalam setiap persoalan. Gereja menjadi elitis, membangun jarak atau mungkin tembok dengan realitas sosio-religi di luar sana.

Bagi Bergoglio, Gereja harus kembali pada raison d'etre-nya. Gereja harus merubuhkan temboknya, lalu keluar dari dirinya dan pergi menuju pinggiran, membela mereka yang terpinggirkan baik secara geografis maupun secara sosial, ekonomi, dan politik.

Kelak setelah terpilih menjadi Paus (13 Maret 2013), Bergoglio yang memilih nama Fransiskus segera mengeluarkan anjuran apostolik Evangelii Gaudium (Suka-cita Injil) pada 24 November 2013.

Butir atau pasal 49 anjuran itu menegaskan "Saya lebih menyukai Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri." 

Anjuran itulah, yang telah diamalkannya saat menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina yang kini menjiwai setiap langkah Paus Fransiskus sebagai Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik Roma.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline