Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Menertawakan Diri Lewat Kencing Bermartabat dan Perut Buncit

Diperbarui: 13 Juli 2024   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua artikel tentang pengalaman konyol di Kompasiana.com (Dokumentasi Pribadi)

"Konyol itu kocak, tertawalah."-Felix Tani

Hidup waras lurus seumur hidup itu membosankan. Itu semacam berkendara di jalan tol lurus mulus dengan jejeran pohon-pohon bintaro di kiri dan kanannya. Bikin ngantuk.

Hidup itu, ya, sekurangnya macam lewat jalan tol layang MBZ-lah. Turun naik gronjalan walau "melayang di udara". Tol konyol itu.

Konyol itu kocak. Macam mobil meluncur di tol MBZ, jalannya kocak.

Karena itu suatu peristiwa konyol, sememalukan apapun itu, layak dianggit dan diagihkan kepada khalayak. 

Banyak gunanya. Sekurangnya dia menjadi satu cara menertawakan diri. Syukur-syukur merangsang syaraf geli pembaca juga. Kalau pun, misalnya, gagal menjadi bahan pelajaran.

Itulah yang kulakukan baru-baru ini. Menulis dan membagikan kekonyolan pribadi ke ruang publik. 

Bukan untuk membanggakannya -- lha, konyol kok bangga. Tapi semata untuk bahan refleksi sambil tertawa saja. 

Toilet Mister Loo di Pasar Modern Bumi Serpong Damai, Tangerang Banten (Dokumentasi Pribadi)

Kencing yang Bermartabat

Ketika aku menulis "Pengalaman Kencing yang Bermartabat di Bumi Serpong Damai" (Kompasiana, 24/6/2024), niatku jauh dari pamer telah kencing di 22 provinsi Indonesia. Buat apa pamer. Toh ada orang yang lebih hebat telah kencing di 23 provinsi tapi diam-diam saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline