Benarkah Majapahit pernah menaklukkan Tanah Batak melalui sebuah perkawinan politis?
Dolok Tolong mungkin adalah saksi bisu penaklukan Baligeraja Tanah Batak oleh Kerajaan Majapahit di masa lalu. Saya bilang "mungkin", karena sifatnya masih dugaan. Sebab belum ada riset historis tentang hal tersebut.
Cerita yang beredar kini adalah bauran legenda dan fakta historis. Ada legenda perkawinan Tuan Sorbadibanua, pemukim pertama Baligeraja, dan Boru Sibasopaet yang disebut sebagai Putri Majapahit (paet, Btk: pahit). Lalu ada fakta sejarah tentang Baligeraja, salah satu bius (federasi kampung) utama Tanah Batak dan Majapahit, satu kerajaan besar di Trowulan Jawa yang pernah menegakkan imperium nusantara.
Tapi legenda untuk sebagian adalah dokumentasi sejarah lokal yang diwariskan lewat tuturan turun-temurun. Ada kandungan faktualnya, tapi telah diwarnai dengan unsur-unsur mistis atau supranatural, sebagai penjelasan non-ilmiah. Suatu tafsir ilmiah kemudian bisa mengidentifikasi kandungan fakta dalam legenda itu. Sekalipun derajadnya mungkin sebatas hipotesis saja.
Begitupun dengan legenda perkawinan Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet. Bahasan tentangnya di sini hanya mungkin sebatas dugaan-dugaan saja. Khususnya ikhwal darah Jawa Majapahit yang mengalir dalam tubuh sebagian etnis Batak.
Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet
Tuan Sorbadibanua terbilang generasi keempat Batak, atau cicit dari Siraja Batak, generasi pertama. Kakeknya, Raja Isumbaon adalah anak kedua Siraja Batak -- anak pertama adalah Guru Tateabulan. Ayahnya adalah Sorimangaraja, putra tunggal Isumbaon.
Diperkirakan entitas Siraja Batak telah mendiami Sianjurmula-mula pada pertengahan abad ke-13. Asumsikan Siraja Batak lahir tahun 1225. Lalu Raja Isumbaon lahir tahun 1250, Sorimangaraja lahir tahun 1275, dan Tuan Sorbadibanua lahir tahun 1300.
Dengan perkiraan asumtif di atas maka diduga Tuan Sorbadibanua hidup dalam periode 1300-1400. Diasumsikan usia hidupnya 75-100 tahun.
Setelah pernikahannya dengan Siboru Antingmalela atau Nai Suanon, Tuan Sorbadibanua bermigrasi, membuka kampung baru di sisi selatan danau Kaldera Toba. Menjadi pemukim pertama, dia membuka kampung baru di situ, dinamainya Lumbangorat (lumban = kampung; gorat = mangga hutan).