Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Boru Sibasopaet, Akar Darah Majapahit dalam Masyarakat Batak?

Diperbarui: 15 Februari 2024   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dolok Tolong Balige, tempat pertemuan Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet atau Putri Majapahit tahun 1350-an? (Foto: tobaria.com)

Benarkah Majapahit pernah menaklukkan Tanah Batak melalui sebuah perkawinan politis?

Dolok Tolong mungkin adalah saksi bisu penaklukan Baligeraja Tanah Batak oleh Kerajaan Majapahit di masa lalu. Saya bilang "mungkin", karena sifatnya masih dugaan. Sebab belum ada riset historis tentang hal tersebut.

Cerita yang beredar kini adalah bauran legenda dan fakta historis. Ada legenda perkawinan Tuan Sorbadibanua, pemukim pertama Baligeraja, dan Boru Sibasopaet yang disebut sebagai Putri Majapahit (paet, Btk: pahit). Lalu ada fakta sejarah tentang Baligeraja, salah satu bius (federasi kampung) utama Tanah Batak  dan Majapahit, satu kerajaan besar di Trowulan Jawa yang pernah menegakkan imperium nusantara.

Tapi legenda untuk sebagian adalah dokumentasi sejarah lokal yang diwariskan lewat tuturan turun-temurun. Ada kandungan faktualnya, tapi telah diwarnai dengan unsur-unsur mistis atau supranatural, sebagai penjelasan non-ilmiah. Suatu tafsir ilmiah kemudian bisa mengidentifikasi kandungan fakta dalam legenda itu. Sekalipun derajadnya mungkin sebatas hipotesis saja.

Begitupun dengan legenda perkawinan Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet. Bahasan tentangnya di sini hanya mungkin sebatas dugaan-dugaan saja. Khususnya ikhwal darah Jawa Majapahit yang mengalir dalam tubuh sebagian etnis Batak.

Peta lokasi Lumbangorat (kotak garis putus merah) dan Dolok Tolong, Balige. Gala-gala, tempat pertemuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet, diperkirakan berada di kaki barat Dolok Tolong, sebelah timur jalan Transumatra (warna hijau) (Sumber: google map) 

Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet

Tuan Sorbadibanua terbilang generasi keempat Batak, atau cicit dari Siraja Batak, generasi pertama. Kakeknya, Raja Isumbaon adalah anak kedua Siraja Batak -- anak pertama adalah Guru Tateabulan. Ayahnya adalah Sorimangaraja, putra tunggal Isumbaon.

Diperkirakan entitas Siraja Batak telah mendiami Sianjurmula-mula pada pertengahan abad ke-13. Asumsikan Siraja Batak lahir tahun 1225. Lalu Raja Isumbaon lahir tahun 1250, Sorimangaraja lahir tahun 1275, dan Tuan Sorbadibanua lahir tahun 1300.

Dengan perkiraan asumtif di atas maka diduga Tuan Sorbadibanua hidup dalam periode 1300-1400. Diasumsikan usia hidupnya 75-100 tahun.

Setelah pernikahannya dengan Siboru Antingmalela atau Nai Suanon, Tuan Sorbadibanua bermigrasi, membuka kampung baru di sisi selatan danau Kaldera Toba. Menjadi pemukim pertama, dia membuka kampung baru di situ, dinamainya Lumbangorat (lumban = kampung; gorat = mangga hutan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline