Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Ekologi Manusia Kaldera Toba

Diperbarui: 11 November 2023   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembah Meat di Geosite Balige, Geopark Kaldera Toba (Foto: calderatobageopark.org)

"Orang Batak itu adalah manusia kaldera."  -Felix Tani

Pangkal "kartu kuning" UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba (GKT) adalah kegagalan organisasi dan ketiadaan rencana kerja definitif. 

Tentang kegagalan organisasi, dalam hal ini Badan Pengelola GKT (BP-GKT) sudah saya ulas sebelum ini. (Lihat: "Agar Geopark Kaldera Toba Tak Kena Kartu Merah", Kompasiana.com, o2/11/2023).  

Inti masalahnya, kinerja BP-GKT jauh dari optimal. Sebabnya organisasi itu tak otonom dan tak kapabel. Lantas personalianya juga kurang kompeten dan tak profesional. 

Solusinya, ya, reorganisasi.

Lalu, soal ketiadaan rencana kerja definitif BP-GKT. Hal itu baru saya ketahui setelah mempelajari GKT lebih dalam. Itu sangat fatal. Mustahil bisa bekerja efisien dan efektif.

Jelas sudah masalahnya.   Di satu sisi organisasi mandul, di sisi lain rencana program kerja nihil.  Jadi, ya, begitulah.  Tak ada aksi pengembangan GKT yang signifikan sepanjang tahun 2020-2023.

Karena itu, setelah mengusulkan reorganisasi BP-GKT, di sini saya hendak mengusulkan pula suatu paradigma, landasan pikir penyusunan rencana program kerja BP-GKT ke depan.

Kenapa paradigma? Karena itulah yang "hilang" dari pembangunan Geopark Kaldera Toba selama ini.

Potret perempuan Batak Toba penjaja mangga Toba di Geosite Muara-Sibandang, profil manusia kaldera yang kuat dan gigih (Foto: calderatobageopark.org)

Kaldera Toba itu Ekologi Orang Batak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline