Seorang lelaki tua berdiri di gigir peron Stasiun Kebayoran; menunggu kereta menuju Rangkasbitung.
Tatap sepasang matanya meringkus plakat larangan di median rel ganda: DILARANG BERJALAN DI REL BERBAHAYA.
Larangan itu untuk manusia yang berpikir; bukan untuk kereta yang tak berpikir.
Kereta ke Rangkasbitung datang; melaju cepat pada rel di depan plakat larangan.
Maka mengertilah lelaki tua itu, mengapa orang dilarang berjalan di rel.
Apakah daya sesosok tubuh ringkih di moncong rangkaian besi keras yang berlari cepat? (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H