Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Komentar Pembaca yang Menyebalkan di Kompasiana

Diperbarui: 4 Mei 2023   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Kompasiana (Sumber: kompasiana.com)

Kalau mau tahu ragam sesat pikir (logical fallacy), bacalah komentar-komentar pembaca pada artikel-artikel di Kompasiana.

Di situ akan ditemukan ragam bentuk sesat pikir. Semacam ad hominem, mencela penulis, bukan tulisannya. Memedi sawah (strawman argument), sibuk menghajar isu ciptaan sendiri.  Herring merah (red herring argument), menyentil soal lain yang seksi di luar topik. Simpulan lebay (hasty generalization), penyimpulan tanpa dasar data memadai. Dan banyak lagi.

Tapi aku tak hendak membahas sesat pikir. Biarlah itu menjadi tabiat para politisi, pejabat, dan pendengung di medsos. Kamu gak usah ikut-ikutan.

Aku hanya ingin berbagi rasa sebal atas komentar-komentar menyebalkan di ekor artikel Kompasiana. Karena tak bermaksud membuat litani komentar menyebalkan, saya beri beberapa contoh sajalah.

Ini contohnya:

  • Dahsyat. Ini menyebalkan karena diberlakukan untuk semua artikel. Lu mau nulis artikel apa saja, AU atau trondol, pasti komentarnya "Dahsyat." Dahsyat dari Vanuatu?  
  • Berkualitas. Ini juga menyebalkan. Apa saja artikel, selalu dikomentari "Berkualitas".  Termasuk artikel picisan yang sudah jelas-jelas tunamutu.  Kan jadi menghina namanya itu. Sudah tahu jelek, dibilang bermutu.
  • Mantap.  Apanya yang mantap, ya.  Lha, puisi tanpa puitika saja disebut "Mantap".  Mantap kenthirnya?
  • Emotikon  terbahak 😄😄😄.  Ini paling menyebalkan. Dia menertawakan penulis atau tulisannya? Atau hal lain?
  • Tetap semangat, terus semangat.  Ini sangat menyebalkan kalau dibaca pas mau tidur malam. Sebab kalau tidur tetap semangat, terus semangat, yah, gak bangun-bangun, dong.
  • Perlu obat kuwat, hubungi Acek Rudy di 0129873457.  Ini gak banget deh. Tukang nomer(ologi) jualan obat kuwat, logikane endi, jal. Palugada ya palugada ning aja palugada.  

Cukup enam contoh saja, ya. Ini bukan litani, bukan?

Aku yakin kamu juga punya komentar yang disebeli. Hanya saja, tak seperti aku,  kamu tak cukup jujur dan berani menyatakannya dalam bentuk artikel di Kompasiana.

Tapi kamu bisa menuliskan komentar yang bikin dirimu sebal pada kolom komentar di bawah ini. Termasuk bila kamu sebal pada artikel ini.  (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline