Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Mengapa Puisi Ayah Tuah Tak Menjadi Artikel Utama?

Diperbarui: 3 Mei 2023   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar judul puisi Ayah Tuah di Kompasiana (Dokpri)

Aku geram. 

Ah, tidak. Sejujurnya, aku murka. Murka pada Admin Kompasiana. 

Tapi aku bilang saja geram. Sebab aku membayangkan gender Admin itu adalah perempuan. Banyak orang bilang perempuan itu senang dibohongi tipis-tipis. Aku harap mereka salah.

Aku geram beberapa hari setelah membaca puisi anggitan kompasianer Ayah Tuah. Judulnya "Membayangkan Banyak Perjalanan", tayang di Kompasiana pada 28 April 2023.

Jujur, aku menemukan diriku dalam larik-larik dan bait-bait puisi itu. Yang berkisah tentang anak Minang Sumatra yang, bersama ibu dan saudara-saudaranya, mengadu untung di metropolitan Jakarta. 

Tapi Jakarta terlalu angkuh. Hanya memberi jembatan penyeberangan baginya untuk mengasong. Lalu kemurahan yang teramat murah dari pabrik kata-kata yang sudi mengagihkan puisi-puisi dan cerita-ceritanya.

Cinta? Hm, Jakarta adalah pasar cinta. Hanya ada satu cara mendapatkan cinta di metropolitan ini. Beli! Itu berarti uang. Dan nilai jual puisi dan cerpen hanya cukup untuk semangkuk bakso. 

Tapi dia tahu masih ada cinta di Tanah Jawara, juga di Ranah Minang. Maka ke sanalah dia berlabuh, ke Lebakwana Banten, meneladan ibunya yang kembali kepada cinta pertama, tanah leluhur.  

Aku pikir, puisi Ayah Tuah itu telah memanggungkan kisah perih dan getir, sarat peluh dan air mata, para perantau yang bermimpi menaklukkan Jakarta. Sampai kemudian mereka tersadar di perempatan jalan, saat melihat lampu merah tak kunjung padam untuk mereka. 

Maka hanya ada dua pilihan bagi perantau. Menepi ke pinggiran kota, atau pulang kampung berputih mata.  Ayah Tuah memilih menepi ke Banten, tanah para jawara, menghunus golok menodong Jakarta yang pelit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline