Seorang warga miskin hendak berpuisi; berpuisi menyatakan pendapatnya tentang seorang politisi; politisi yang selalu berteriak membela warga miskin sambil pamer kemewahan; kemewahan yang tak sebanding dengan pendapatan resminya.
Warga miskin itu mulai mengeja kata pertama puisinya: b be, r er, e e, n en, g ge, s es, e es, k ka; b-r-e-n-g breng, s-e-k sek; breng-sek; brengsek.
Untuk meluapkan kemarahannya maka kata itu dituliskannya dengan huruf kapital yang ditutupnya dengan tiga tanda seru: BRENGSEK!!!
Warga miskin itu kemudian berusaha mencari kata kedua untuk puisinya tapi tak kunjung ditemukannya. Maka pada akhirnya dia menuliskan puisinya seperti ini:
Politisi Brengsek
BRENGSEK!!!
Lalu ditayangkannya puisi itu di Kompasiana tapi langsung dihapus Admin karena diagihkan di kategori Vox Pop dengan label Politik.
Itu sebabnya kamu tak pernah membaca puisi itu sebelum ini. (eFTe)