Bali G (G dibaca "ge") atau Belgia (pengubahan letak huruf). Demikian orang Batak Toba kerap berseloroh menyebut Balige. Seloroh yang mengimpikan kota kecil di pelosok Tanah Batak itu dikenal dunia.
Impian yang kini menjadi kenyataan. Sebuah kejuaraan dunia, balap Formula 1 PowerBoat atau F1H2O, akan digelar di pantai kota itu tanggal 24-26 Februari 2023.
Sejak serah terima Keketuaan F1H2O dari UEA kepada Indonesia akhir tahun lalu (16 Desember 2022), Balige Toba dan Danau Toba yang dipilih menjadi venue gelaran langsung menarik perhatian dunia.
Dunia ingin tahu Balige Toba. Di mana letaknya dan bagaimana cara ke sana; obyek dan fasilitas wisata apa yang tersedia di sana; bagaimana kondisi cuaca dan masyarakatnya; sebagus apa kawasan perairan pantai Danau Toba di sana.
Pendek kata, dunia ingin tahu, apa hebatnya kota pantai Danau Toba itu sehingga dipiih sebagai venue gelaran F1H2O?
Sebab inilah untuk pertama kalinya gelaran F1 PowerBoat diadakan di perairan danau vulkanik -- hasil letusan mahadahsyat Gunung Toba 74,000 tahun lalu -- pada ketinggian 903 m di atas permukaan laut.
Kota Tua di Tanah Batak
Balige, kini ibukota Kabupaten Toba, terletak 235 km di selatan Medan dan 25 km di utara Siborongborong. Kota ini terletak tepat di bibir pantai terselatan Danau Toba.
Sebelum Bandara Internasional Silangit, Siborong-borong dioperasikan (2011), kota ini harus dijangkau dari Medan, 5.5 jam berkendara lamanya. Sekarang, dari Silangit hanya diperlukan 40 menit berkendara.
Secara historis Balige tergolong kota (ter)tua di Tanah Batak. Kota ini awalnya adalah salah satu bius (pusat federasi kampung) utama dan pertama di Tanah Batak.
Sekitar abad ke-10 terdapat tiga bius utama Tanah Batak Sianjurmulamula di kaki Gunung Pusukbuhit tepi barat danau, Urat di Palipi Pulau Samosir, dan Baligeraja di ujung selatan Danau Toba.