"Prose was walking, poetry dancing." -Paul Valery, Penyair Prancis [1]
Normalnya, semua orang bisa berjalan tapi hanya sedikit saja yang bisa menari.
Seperti aku, misalnya.
Maka, seturut pemahaman Valery itu, aku bukan orang yang bisa menulis puisi.
Tapi aku, dalam usia lanjut, sedang belajar menulis puisi.
Dan itu sulit, sangat sulit bagiku. Untuk tak bilang nyaris muskil.
Terlebih karena puisi tak punya definisi baku, atau defisini operasional. Itu malapetaka. Sebab aku menua dalam tradisi riset yang terbiasa bekerja dalam koridor definisi konsep.
Sebenarnya bukan tak ada definisi. Ada, sih. Atau, setidaknya, ada yang berusaha mendefinisikannya.
Misalnya Howard Nemerov dalam Encyclopaedia Britannica mendefinisikan puisi begini:
"Tulisan yang meramu kesadaran imajinatif tentang pengalaman dalam bahasa yang dipilih dan dianggit untuk menciptakan respon emosional khusus lewat makna, bunyi, dan iramanya." [1]