Pada sebuah stasiun
peron sepi, rel dingin.
Aku duduk sendiri: membunuh detik demi detik pada layar ponsel.
Rel belum jua bergetar-getar, mengabarkan datangmu.
Di Cisauk
aku menunggumu, membawa daku ke garis horison.
Di sana ada rindu yang terutang.(eFTe)