Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Pikiran-Pikiran Serong di Sebuah Pesta Kawin

Diperbarui: 21 Desember 2022   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekadar ilustrasi saja (Foto: Radar Jambi via hipwee.com)

Engkong Poltak dan istri diundang Pak Erte Gang Sapi hadir ke pesta kawin anaknya hari Sabtu, 17 Desember 2022 lalu. 

Sebagai dedengkot Gang Sapi, Engkong hadir, dong. Sendirian tapi. Karena istrinya lebih senang mengantar suami ke pintu gerbang.

"Lha, istri Engkong mane?" tanya Pak Erte saat Engkong menyalami pasangan pengantin dan orangtuanya. 

Salamannya cepat dan lancar. Gak perlu antri lama sampe ganti baju seperti di pesta nikah anak sultan.

"Lha, nape pula ini Pak Erte nanyain istri gue segala? Ada maksud ape elo? Naksir?" pikir Engkong merespon pertanyaan pertanyaan Pak Erte.

"Oh, maaf, istri Engkong lagi ada halangan," jawab Engkong sekenanya. Lha iya, kan? Kalau gak bisa datang berarti berhalangan. Apa pun itu. Iya gak sih?

Tapi pikiran Pak Erte rada beda rupanya. Jelas bener dari sorot matanya.

"Gile, istri Engkong. Udeh nenek-nenek masih dapet halangan juga," pikir Pak Erte. Bari dia melirik istrinya yang gak dapat lagi halangan sekali sebulan. Udah macam jalan bebas hambatan aja.

Begitulah, sodara dan sodari. Omongan basa-basi  saat salaman di pesta kawin ternyata bisa menimbulkan pikiran-pikiran serong. Menyimpang dari konteks pesta.

Inilah pelajarannya. Saat salaman dengan pengantin dan orangtuanya, gak usah ngomong basa-basi segala.

Ujung-ujungnya bisa jadi dosa, tauk. (eFTe)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline