"Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras, namun kau tetap tabah." -Ebiet G. Ade
Kusenandungkan petikan lagu balada Titip Rindu Buat Ayah dari Ebiet G. Ade itu dengan sendu. Persis saat Ronaldo, ujung tombak Portugal, ditarik keluar oleh pelatih Fernando Santos di pertengahan babak kedua.
Sungguh, wajah dan gestur Ronaldo, si CR7 itu, tampak tua dan lelah. Gerakannya lamban. Lebih sering menunggu bola di daerah pertahanan Korea. Dengan risiko beberapa kali kena offside.
Memang beberapa kali masih terlihat kegaharan "Ronaldo muda" di kotak-16 lawan. Tendangan geledeknya atau sundulannya yang tajam. Untungnya kiper Korsel bukan Lee Min-ho, bintang Drakor top itu. Tapi Kim Seung-gyu, kiper kelas Piala Dunia sungguhan.
Mungkin karena faktor ketuaan, plus kelelahan, Ronaldo jadi kurang fokus. Dalam kemelut di depan gawang Portugal pada menit 26, dia malah memberi assist indah dengan punggungnya kepada Kim Young-gwon yang langsung menyambutnya. Dan ... gol! Skor 1-1.
Mungkin Ronaldo tak awas. Dipikirnya Yong-gwon itu DIego Costa, kiper Portugal. Yah, namanya orang tua dan lelah, begitulah.
Tapi, walau sudah tua dan lelah, karisma Ronaldo masih sangat dibutuhkan. Terbukti, setelah dia ditarik keluar, spirit dan karisma Portugal langsung memudar. Pemain Korsel semakin berani menusuk pertahanan Portugal dengan kecepatan tinggi. Tak ada lagi "Faktor Ronalldo" yang menghantui.
Begitulah, pada injury time, lewat serangan balik kilat, Hwang Hee-chan sukses membobol gawang Costa. Skor 2-1 untuk kemenangan Korsel. Menggusur posisi Uruguay sebagai runner-up grup.
Korsel mendampingi Portugal melaju ke babak 16 besar. Menyusul Jepang sebagai wakil-wakil Asia Timur.
Itu kabar gembira. Tapi lebih gembira jika Indonesia yang berada di posisi Korsel kini.