Sebenarnya Kompasiana itu wahana terbaik bagi kamu untuk menjadi seperti yang kamu inginkan.
Tapi naga-naganya kamu cenderung menjadi seperti yang Admin K(ompasiana) mau. Karena itu kamu terdorong untuk menulis artikel yang aktual, bermanfaat, inspiratif, menarik, menghibur, atau unik. Atau gabungan dari dua atau lebih kriteria itu.
Agar lebih pas dengan apa maunya Admin K, maka kamu sangat rajin menulis artikel sesuai Topik Pilihan yang ditawarkan Admin K. Kamu lalu menjadi seorang kompasianer palugada dan merasa telah menaklukkan Acek Rudy. Padahal Acek tak merasa bersaing denganmu.
Targetmu adalah Artikel Utama. Sebab dengan capaian itu, kamu telah melampaui kinerja Pak Tjip, Acek Rudy, dan Engkong Felix yang meraih AU hanya dan hanya jika Admin K salah pencet.
Begitupun, kamu akan menulis artikel sesuai ketersedian sub-kanal di Kompasiana. Tak punya cukup nyali menulis artikel yang tak ada kategorinya. Misalnya menulis novel seperti Felix Tani, padahal sub-kanal novel telah dibuang. Itu namanya ngeyel!
Apakah salah menulis seturut apa maunya Admin? Bah, tentu saja tidak. Itu bahkan bisa mengantar kamu menjadi pemuncak K-Rewards. Bisa bikin Tante Vaksin atawa Capres 2024 ngiler sampai mengutuki artikelmu gak mutu. Bener gak sih?
Felix Tani itu, sepanjang pengamatan Engkong, adalah penyimpang sosial. Dia ogah menjadi seperti yang Admin K mau, atau menjadi seperti yang kamu mau. Itu sebabnya dia disebut kompasianer kenthir. Punya kecenderungan mbalelo pada kemauan Admin K.
Tapi gak selalu, sih, sebenarnya.
Ada kalanya Felix Tani itu jadi anak manis. Manut saja pada apa maunya Admin K.
Contohnya adalah artikel "Perempuan yang Baik Hati di Kereta Malam Jayabaya" (K. 24/8/2022). Semula artikel itu dimasukkan Felix Tani di sub-kanal "Love" pada kanal "Life". Sebab inti kisahnya memang cinta kasih, berdasar apa yang terjadi secara empirik. Bukan rekaan.