Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Teori Tindakan Sosial dan Dua Hipotesa Kematian Brigadir Joshua

Diperbarui: 16 Agustus 2022   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenazah Brigadir Yosua dimakamkan ulang secara kedinasan. (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS via jawapos.com) 

Pembunuhan adalah suatu tindakan sosial. Itu jika merujuk teori Max Weber.

Kata Weber, tindakan sosial adalah aksi bermakna seorang individu yang ditujukan pada individu lain. Bentuk dan arah tindakan individu tersebut dipengaruhi oleh aksi dan perilaku individu lain itu.  

Suatu tindakan sosial, demikian Weber, mesti diletakkan pada satu konteks interaksi bermakna antar individu. Ada aksi dari satu pihak sehingga ada reaksi dari pihak lain. Atau sebaliknya.

Kata "bermakna" pada frasa "aksi/interaksi bermakna" itu merujuk pada motif subjektif yang mendasari suatu tindakan sosial. Hanya jika ada motif, maka suatu tindakan dapat dikategorikan aksi sosial.

Untuk memahami (verstehen) motif subyek itu secara obyektif, Weber menggunakan konsep rasionalitas sebagai acuan. Dia lalu membedakan dua tipe ideal tindakan sosial, yaitu tindakan rasional dan irrasional.

Weber membedakan tindakan rasional ke dalam dua tipe ideal:

  • Tindakan rasional instrumental: tujuan tindakan dan alat untuk mencapainya dipertimbangkan dan dipilih secara sadar dari sejumlah pilihan. Dasar pilihan lazimnya adalah manfaat, risiko, serta efektivitas dan efisiensi.
  • Tindakan rasional berorientasi nilai:tujuan tindakan adalah pemenuhan suatu nilai yang tak bisa ditawar. Dengan demikuan pwrtimbangan rasional hanya menyangkut alat untuk mencapainya. 

Tindakan irrasional juga dibedakan menjadi dua tipe ideal:

  • Tindakan tradisional: tidak ada pertimbangan dan pilihan tujuan dan alat mencapainya. Semata-mata tindakan karena alasan tradisi budaya saja.
  • Tindakan afektif: impulsif, sermata-mata karena dipicu kondisi emosi. Semisal rasa marah, gembira, dan takut.

Apakah sutu peristiwa pembunuhan mungkin sebagai tindakan tradisional atau afektif? 

Sangat kecil kemungkinan ada orang membunuh karena alasan tradisi budaya. Semisal karena alasan kebiasaan,  tatalaku, atau adat. Mesti ada alasan yang masuk akal untuk tindakan semacam itu.

Pembunuhan sebagai tindakan afektif juga bukan sesuatu yang lazim. Memang ada kasus seseorang secara impulsif membunuh orang lain karena amarah yang meluap atau ketakutan ekstrim. Tapi dalam kasus semacam itu, tindakan korban yang memicu rasa marah atau takutlah yang harus dipertimbangkan sebagai pemicu utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline