Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Sampah Orang Kaya Versus Sampah Orang Miskin

Diperbarui: 10 Juli 2022   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari vivanews.com/maryadi

Poltak misuh-misuh. Gara-gara sampahnya direcehkan Mas Sarip, tukang angkut sampah langganan.

Duduk soalnya begini, wahai para Homo kepoensis.

Poltak baru tahu kalau biaya bulanan angkut sampah di Jalan Amat Buras sama besarnya dengan di Gang Sapi. Sama-sama Rp 70.000 per bulan per rumah.

Padahal Jalan Amat Buras itu tempat mukim orang-orang elite, sedangkan Gang Sapi tempat mukim orang-orang pabelieut. Untuk adilnya, biaya di Gang Sapi mestinya lebih murah, dong. Pantesnya Rp 50,000 gitu.

"Maaf, Pak. Gak bisa gitu." Mas Sarip menolak saat Poltak mengusulkan penurunan biaya angkut sampah, lengkap dengan argumennya.

"Lho, kenapa?"

"Soalnya beda kualitas sampah, Pak."

"Maksudmu?"

"Sampah Jalan Amat Buras masih bisa dipakai dan dijual. Sampah Gang Sapi  sampah beneran."

"Oh, begitu, ya." Poltak kalah argumen lalu masuk rumah dam memberitahu Berta, istrinya, jawaban Mas Sarip.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline